BPBD Temanggung Ingatkan Warga Wonoboyo Waspadai Potensi Bencana Alam

BPBD Temanggung Ingatkan Warga Wonoboyo Waspadai Potensi Bencana Alam

BPBD Temanggung melakukan sosialisasi mitigasi bencana alam di Kecamatan Wonoboyo kemarin.-SETYO WUWUH-TEMANGGUNG EKSPRES

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID Kecamatan Wonoboyo, Temanggung, dikenal memiliki potensi bencana alam yang cukup tinggi karena wilayahnya didominasi oleh pegunungan dan perbukitan.

Kondisi geografis ini menuntut masyarakat setempat untuk lebih tanggap dalam hal pencegahan dan penanganan bencana sejak dini.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung, Totok Nursetyanto, menyampaikan pentingnya kesadaran warga terhadap ancaman tersebut melalui sosialisasi dan mitigasi bencana alam.

BACA JUGA:Waspada! Cuaca Ekstrem di Temanggung Berpotensi Picu Bencana Alam

“Bencana alam itu sangat misterius, bisa terjadi kapan saja dan di mana saja,” ujarnya dalam kegiatan Sosialisasi dan Mitigasi Tanggap Siaga Bencana di Desa Pesantren, Kecamatan Wonoboyo, akhir pekan lalu.

Totok menjelaskan, faktor cuaca dan iklim menjadi pemicu utama bencana alam di wilayah ini.

Saat musim hujan, potensi bencana yang mengintai antara lain tanah longsor, angin puting beliung, dan banjir.

BACA JUGA:Ketua PKK Temanggung Ajak Perempuan Tangguh dalam Mitigasi Bencana Alam

Sementara itu, di musim kemarau seperti saat ini, warga dihadapkan pada risiko kekeringan, kekurangan air bersih, kebakaran, hingga angin kencang.

“Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana perlu dibekali pemahaman tentang mitigasi. Harapannya, saat bencana terjadi, risiko korban jiwa bisa ditekan dan penanganan awal bisa segera dilakukan,” jelasnya.

Totok menegaskan bahwa potensi bencana tidak hanya ada di daerah pegunungan, tetapi juga bisa terjadi di wilayah perkotaan.

BACA JUGA:BPBD Temanggung Petakan Daerah Rawan Kekeringan, Siapkan 90 Tangki Air Hadapi Kemarau

Oleh karena itu, kesadaran dan kewaspadaan perlu dimiliki oleh seluruh warga Kabupaten Temanggung.

“Tiap wilayah punya karakteristik bencana yang berbeda. Maka, mitigasi juga harus disesuaikan. Bisa berupa antisipasi terhadap angin kencang, banjir, longsor, gempa bumi, maupun erupsi gunung berapi,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: temanggung ekspres

Berita Terkait