Semarak Liga Santri di Temanggung: 16 Tim Pondok Pesantren Adu Gengsi di Stadion Bumi Phala
KICK OFF. Pengasuh Ponpes Darul Mutaqin Selopampang Temanggung melakukan kick off sebagai tanda dimulainya liga santri di Stadion Bhumi Phala Temanggung, Sabtu, 18 oktober 2025. -SETYO WUWUH-TEMANGGUNG EKSPRES
TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.ID – Sebanyak 16 tim sepak bola dari pondok pesantren (ponpes) di eks Karesidenan Kedu beradu kemampuan dalam ajang Liga Santri yang digelar oleh Ponpes Darul Muttaqien Selopampang, Temanggung.
Kompetisi tersebut berlangsung di Stadion Bumi Phala, Sabtu (18/10/2025).
Ketua penyelenggara, Muhammad Abdul Karim, mengatakan liga ini diikuti oleh 16 tim dari empat kabupaten, yaitu Temanggung, Wonosobo, Magelang, dan Purworejo.
BACA JUGA:16 Ponpes Se-Kedu Ikuti Liga Santri Sepakbola di Temanggung
“Liga santri sempat berhenti karena pandemi COVID-19, dan tahun ini kita mulai lagi,” ujarnya usai pembukaan.
Abdul Karim menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar ajang olahraga, tetapi juga wadah untuk mencari bibit atlet sepak bola potensial dari kalangan santri.
Dari gelaran sebelumnya, beberapa santri bahkan lolos seleksi dan memperkuat tim sepak bola di daerahnya masing-masing.
BACA JUGA:Korsleting Diduga Sebabkan Kebakaran Ponpes di Temanggung, Satu Bangunan Ludes
“Dari ponpes kami, ada dua santri yang sempat lolos seleksi Persitema Temanggung. Mereka ikut memperkuat tim daerah. Harapannya, ke depan bisa lebih banyak lagi santri yang menembus level profesional,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Gus Karim itu menambahkan, panitia menerapkan proses screening bagi seluruh peserta untuk memastikan bahwa setiap pemain benar-benar berasal dari lingkungan pesantren.
Ia berharap, melalui kegiatan ini dapat lahir pemain-pemain sepak bola yang tidak hanya andal di lapangan, tetapi juga berkarakter santri.
BACA JUGA:Ngabuburit Bermanfaat! Puluhan Santri Antusias Ngaji Kitab Kuning di Ponpes Almusthofa Tebuireng 16
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Darul Muttaqien, Muhammad Abdul Mukhid Cholil, menekankan bahwa santri masa kini harus bisa menyeimbangkan antara kemampuan agama dan prestasi nonakademik.
“Santri ke depan tidak hanya dikenal sebagai ahli agama, tapi juga bisa berprestasi di bidang lain, termasuk sepak bola,” katanya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: temanggung ekspres