Harga Tembakau 2025 Anjlok, Petani Temanggung Merugi Meski Panen Raya Usai
JEMUR. Sejumlah petani sedang menjemur tembakau di lapangan di Desa Tegalurung Kecamatan Bulu pada panen raya kemarin. -SETYO WUWUH-TEMANGGUNG EKSPRES
Menurutnya, nasib petani di lereng Gunung Sumbing sama sulitnya dengan petani di lereng Sindoro dan Prau.
Apalagi, petani di lereng Sumbing menjadi yang paling akhir panen.
BACA JUGA:Temanggung Dapat Rp13,5 Miliar untuk Perbaikan Empat Ruas Jalan, Tiga Sudah Rampung
“Harganya hampir sama, rata-rata hanya Rp50.000 sampai Rp70.000 per kilogram. Bahkan yang panen terakhir cuma laku Rp35.000 per kilogram,” tuturnya.
Harga tersebut masih lebih rendah dibanding tahun 2024, ketika tembakau bisa terjual di atas Rp60.000 per kilogram, bahkan beberapa petani sempat menikmati Harga hingga Rp90.000 per kilogram.
Padahal, biaya operasional terus naik setiap tahun.
Untuk lahan satu hektare, petani menghabiskan biaya antara Rp55 juta hingga Rp70 juta, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen.
BACA JUGA:Polres Temanggung Bekuk 8 Pengedar Obat Terlarang, Ribuan Butir Diamankan
Dengan hasil panen 750–850 kilogram per hektare, harga di bawah Rp70.000 per kilogram membuat petani sulit mendapatkan keuntungan pasalnya biaya itu juga belum termasuk sewa lahan.
“Biayanya tinggi, kalau harga masih di bawah Rp70.000 per kilogram, petani belum dapat untung,” jelas Suroto.
Ia berharap pemerintah turun tangan untuk mencari solusi, termasuk mendorong semua pabrikan rokok membeli tembakau Temanggung agar tercipta persaingan sehat dan harga bisa lebih baik.
“Hanya pemerintah yang bisa memberi solusi. Petani tetap bisa menanam tembakau, dan harga jualnya bisa lebih baik,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: temanggung ekspres