BACA JUGA:Satpol PP Wonosobo Bredel Puluhan Spanduk
Namun demikian, meskipun diakuinya memiliki stok pupuk melimpah, Dwiyama mengungkapkan, ternyata hal itu sebabkan oleh sejumlah faktor yang dialami oleh petani.
"Kalau penyebabnya karena tidak tahu cara menebus pupuknya, mungkin saja iya, atau kemungkinan juga tidak. Karena kita sudah banyak memberikan sosialisasi kok," jelasnya.
Disamping itu, ia menyebut bahwa pada saat masa penebusan pupuk subsidi sudah dibuka, ada petani yang diketahui telah beralih komoditas sehingga tidak dapat menebus pupuknya.
"Kadang ada yang waktu permohonan itu petaninya rencana untuk tanam padi cabai misalnya, tapi pas pupus sudah datang sesuai permintaan, justru petani malah beralih tanam jagung misalnya, dan kita tidak bisa memaksakan itu," terangnya.
"Nah itu tidak bisa karena pupuk dapat ditebus harus disesuaikan dengan permintaannya dulu, baik jumlah permintaan atau jenis pupuk yang dimohonkan," imbuhnya.
BACA JUGA:Kenal di Medsos, Seorang Santri di Wonosobo Cabuli Anak 13 Tahun
Tak hanya itu, melimpahnya stok pupuk di Wonosobo tersebut diduga karena pihak petani sempat tidak memiliki biaya untuk menebus di saat pupuk sudah siap diklaim.
Dwiyama mengimbau kepada petani yang sudah memenuhi persyaratan pencairan pupuk subsidi, agar segera mempersiapkan segala dokumen yang diperlukan pada saat hendak membayarkan harga pupuk di wilayah kios masing-masing.
"Petani yang dulu belum ambil pupuk, terus mau diambil pada masa tanam ini boleh kok. Yang penting segera disiapkan saja biaya dan persyaratan lainnya," pungkasnya. (mg7)