Jepang bukannya bebas terhadap ketimpangan sosial. Justru di sana banyak masyarakat di bawah garis kemiskinan yang nasibnya lebih mengerikan dibanding dengan masyarakat miskin di Indonesia.
Tidak sedikit warga Jepang yang terpaksa tinggal di warnet karena tingginya biaya hidup di Jepang.
Menurut informasi resmi dari Pemerintah Tokyo pada tahun 2022, terdapat 5.162 tuna wisma di Tokyo.
Ironisnya, sebanyak 4.000 jiwa di antaranya tinggal di warnet.
Fenomena tinggal di warnet oleh orang Jepang mulai muncul pada tahun 2007.
BACA JUGA:5 Rahasia Hidup Bahagia Ala Masyarakat Finlandia, Peringkat Satu Negara Paling Bahagia di Dunia
Pada saat itu, Nippon TV Jepang menyebut mereka yang tinggal di warnet sebagai Net Cafe Refugees atau pengungsi di internet cafe (warnet).
Alasan mereka yang tinggal di warnet adalah karena biaya hidup yang tinggi di Tokyo.
Tokyo sendiri merupakan salah satu kota dengan biaya hidup yang paling mahal.
Hal ini menyebabkan ribuan orang tidak mampu membayar sewa kos atau apartemen serta biaya-biaya lainnya.
BACA JUGA:5 Rahasia Gaya Hidup Sehat Ala Ikigai Jepang Dijamin Pasti Bahagia
Di Jepang, biaya sewa kos termurah tanpa toilet sekitar 50-80 ribu Yen atau sekitar Rp5,2-8,3 juta per bulan.
Sementara kos dengan fasilitas yang memadai bisa mencapai harga rata-rata di atas 150 ribu Yen atau Rp15,6 juta.
Biaya listrik, air, dan gas di Tokyo sekitar 7-9 ribu Yen atau Rp730-935 ribu per bulan.
Umumnya, penghuni warnet adalah pekerja serabutan atau pekerja tidak tetap.