MAGELANG EKSPRES- Kisah para ulama besar yang menghasilkan karya-karya besarnya dalam menegakkan ajaran Islam patut diteladani.
Karya mereka lebih dari seribu tahun, namun kaum muslimin tetap mengambil pelajaran darinya.
Bagaimana perjuangan mereka sehingga bisa menghasilkan kitab-kitab besar yang hingga kini masih dijadikan rujukan bagi umat yang ingin mendalami ajaran Islam.
BACA JUGA:Hukum Menikah di Hari Jumat, Anjuran Ulama atau Sunnah Nabi?
Ikhlas dan istikhamah karena Allah menjadikan para ulama besar di zaman tabi'in maupun tabi’ tabi'in berhasil menyelesaikan kitab-kitab yang sangat bermanfaat bagi umat Islam hingga saat ini.
Kesabaran mereka dalam menuliskan karya-karya besar tentu menjadi pelajaran yang sangat berharga. Meski tak mudah bagi kita untuk mencontohnya apalagi bisa menyamai ibadah yang mereka lakukan.
Berikut ini kami rangkumkan potongan kisah-kisah ulama besar dan di balik perjuangan mereka menyelesaikan karya-karya besar yang patut diteladani. Yang menarik nukilan kisah para ulama besar ini disampaikan langsung oleh sahabatnya, muridnya atau anaknya sendiri.
BACA JUGA:Doa Mustajab di Hari Jumat, Ini Dua Waktu yang Dianjurkan Ulama
Kisah Pertama, Ibadahnya Imam Bukhari
Al-Farbari mengatakan,
Al-Bukhari pernah bercerita kepadaku, “Setiap kali aku hendak meletakkan satu hadis dalam kitab shahihku, aku mandi terlebih dahulu kemudian shalat 2 rakaat.” (Tahdzib al-Asma, an-Nawawi, hlm. 101. Juga disebutkan Ibnu Hajar dalam Tahdzib at-Tahdzib, 9/42).
Dalam shahih Bukhari ada sekitar 7560-an hadis. Jika untuk satu hadis beliau shalat 2 rakaat, berarti selama beliau menulis kitab shahih, beliau melaksanakan shalat sekitar 15.120 rakaat. Shalat yang beliau maksud adalah shalat istikharah.
Untuk memantapkan hati pada pilihan bahwa hadis ini dimasukkan ke kitab shahihnya.
Kita bisa bayangkan betapa besar perjuangan Bukhari dalam menulis kitab shahihnya. Diceritakan bahwa beliau menulis kitab shahih Bukhari selama 16 tahun. (al-Hadits wal Muhaditsun, hlm. 378).
Kisah Kedua, Ibadahnya Imam Malik