Kisah Kelima, Ibadahnya Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
Al-Hafidz al- Mizzi bercerita,
“Pemilik benjolan di lutut, Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, hiasan ahli ibadah (Zainul Abidin), disebut demikian karena dalam sehari beliau shalat 1000 rakaat, sehingga di lututnya terdapat benjolan seperti benjolan onta” (Tahdzib al-Asma’, al-Hafidz al-Mizzi, 35/41)
Beliau ahli bait yang banyak mengajarkan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Cucunya Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Kisah Keenam, Ibadah Abu Ishaq asy-Syairazi
Abu Bakar bin Khadhibah mengatakan,
"Saya mendengar dari sebagian murid Abu Ishaq di Baghdad bercerita tentang gurunya,
“Syaikh (Abu Ishaq) melakukan shalat 2 rakaat setiap selesai menulis tiap bab dalam kitab al-Muhadzab” (Thabaqat asy-Syafiiyat al-Kubra, as-Subki, 4/217)
Kitab al-Muhadzab termasuk rujukan utama dalam madzhab Syafiiyah. Kitab ini diberi penjelasan (Syarah) oleh an-Nawawi hingga menjadi buku setebal 9 jilid. Beliau meninggal sebelum sempat menyelesaikannya dan penjelasan terakhir sampai bab riba. Kemudian dilanjut oleh as-Subki sebanyak 2 jilid, kemudian wafat. Lalu dilanjutkan oleh al-Muthi’i sampai selesai. Mereka tidak pernah saling berwasiat, namun para ulama menyambung perjuangan saudaranya agar amal itu menjadi sempurna. Semoga Allah merahmati mereka semua.
BACA JUGA:Apakah Nabi Yusuf? Para Ulama Berbeda Pendapat tentang Siapa Lelaki Paling Tampan di Dunia
Buku itu berjudul al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab. Salah satu referensi terpenting dan terlengkap dalam madzhab syafiiyah.
Kisah Ketujuh, Ibadahnya Bisyr bin Manshur
Ibnu Mahdi bercerita,
"Saya tidak melihat seseorang yang paling takut kepada Allah selain Basyar bin Manshur. Beliau shalat dalam sehari 500 rakaat, wiridannya adalah 1/3 al-Quran” (Tahdzib at-Tahdzib, al-Hafidz Ibnu Hajar, 1/403)
Bisyr bin Manshur seorang ahli hadis yang dikenal sangat wara’. Beliau adalah kawan sekaligus guru seorang ulama besar, Fudhail bin Iyadh.
Kisah Kedelapan, ibadahnya Ibnu Qudamah
Al-Hafidz Dhiya’uddin al-Maqdisi menceritakan tentang Ibnu Qudamah,
“Ibnu Qudamah tidak mendengar tentang salat kecuali ia lakukan. Ia tidak mendengar 1 hadis kecuali ia amalkan. Ia salat bersama dengan orang lain di malam Nishfu Sya’ban 100 rakaat, padahal ia sudah tua” (Dzail Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/203)