Abu Mush’ab dan Ahmad bin Ismail menceritakan,Imam Malik bin Anas selalu istiqamah selama 60 tahun melakukan puasa daud, puasa sehari dan tidak puasa sehari. Dan setiap hari, beliau shalat 800 rakaat. (Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Abi Ya’la, 1/61)
Beliau penulis kitab hadis tertua yang sampai ke kita yaitu kitab al-Muwatha’. Ketika beliau hendak menulis al-Muwatha’ banyak orang yang berkomentar, “Wahai Malik, kitab al-Muwatha’ sudah banyak.” Kemudian beliau mengatakan,“Segala yang dilakukan karena Allah, maka dia lebih abadi.”
Dan terbukti, dari sekian banyak kitab al-Muwatha’ yang sudah ada di zaman Imam Malik, yang Allah pertahankan hingga sampai ke kita adalah Muwatha’-nya Imam Malik.
BACA JUGA:Bahaya Ghibah Menurut Penjelasan Ulama
Kisah Ketiga, Ibadahnya Imam Ahmad bin Hambal
Abdullah bin Imam Ahmad bercerita,
Ayahku melakukan shalat dalam sehari semalam sebanyak 300 rakaat. Ketika beliau sakit karena dicambuk penguasa dzalim dan mulai lemah, dalam sehari semalam beliau melakukan shalat 150 rakaat. Sementara usia beliau sudah mendekati 80 tahun. (Mukhtashar Tarikh Dimasyqa, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/399)
Dalam kegiatan shalatnya, Imam Ahmad selalu mendoakan gurunya Imam as-Syafii
Ahmad bin Laits pernah mendengar Imam Ahmad bercerita,
Sungguh aku berdoa kepada Allah untuk kebaikan Imam as-Syafii dalam shalatku selama 40 tahun. Beliau membaca doa,
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَالِدَيَّ وَلِمُحَمَّدِ بنِ إِدْريسَ الشَّافِعِى“Ya Allah, ampunilah aku, kedua orang tuaku dan untuk Muhammad bin Idris as-Syafii.” (Manaqib asy-Syafii, al-Baihaqi, 2/254)
Ini bagian dari bakti-nya murid kepada gurunya, yaitu dengan mendoakan agar gurunya diampuni Allah. Imam Ahmad adalah muridnya Imam as-Syafi’i.
Kisah Keempat, Ibadah Imam Bisyr bin Mufadlal
Dalam Thabaqat al-Huffadz – kumpulan biografi para ahli hadis – dinyatakan,
“Imam Ahmad berkomentar tentang Bisyr bin Mufadzal al-Raqqasyi: Kepadanyalah puncak kesahihan di kota Bashrah. Beliau shalat setiap hari sebanyak 400 rakaat, berpuasa sehari dan tidak puasa sehari. Beliau terpercaya dan memiliki banyak hadis, wafat th. 180 H” (Thabaqat al-Huffadz, as-Suyuthi, 1/24)
Bisyr bin Mufadlal ahli hadis terkemuka di kota Bashrah. Beliau gurunya Ali al-Madini dan Imam Ahmad bin Hambal.
BACA JUGA:Kata Ulama, Sedekah di Hari Jumat Lebih Mulia Dibanding Hari Lain