Sadranan Keluarga Soero Soekarto di Desa Tirtosari Magelang: Tradisi Unik yang Kental dengan Budaya Jawa

Minggu 09-02-2025,13:21 WIB
Reporter : Nur Imron Rosadi
Editor : Nur Imron Rosadi

"Esensinya di sini adalah kita saling bertemu. Ada yang dari Jakarta, dari luar kota, pulang dan berkumpul menjadi satu. Biasanya kita terpisah dan tidak kenal dengan keponakan atau saudara jauh. Dengan berkumpul setiap tahun, kita bisa lebih mengerti dan menjaga hubungan," ujarnya.

Selain itu, Nyadran juga menjadi wadah membangun solidaritas di antara keluarga besar. Jika suatu saat ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan, hubungan yang terjalin erat melalui tradisi ini bisa menjadi jembatan untuk saling membantu.

BACA JUGA:Lestarikan Budaya Jawa, Sadranan Merti Desa Trunan Gelar Pagelaran Wayang di Malam Tasyakuran

Dikemas dengan Kebudayaan: Wayang Orang hingga Rebutan Apem

Agar tidak monoton, tahun ini Sadranan dikemas dengan unsur budaya yang lebih kuat. Selain prosesi utama, acara juga dimeriahkan dengan pagelaran wayang orang, yang mengisahkan nilai-nilai luhur tentang kebersamaan dan penghormatan terhadap leluhur.

Tak hanya itu, acara "rebutan apem" menjadi bagian paling seru yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak hingga orang dewasa. Apem dalam tradisi Jawa melambangkan pengampunan dan keberkahan, sehingga rebutan apem di akhir acara menjadi simbol harapan akan rezeki dan keberkahan bagi seluruh keluarga.

Keturunan Soero Soekarto: Dari Lurah hingga Jenderal dan Akademisi

Soero Soekarto, sosok yang dihormati oleh keturunannya, dahulu merupakan Lurah di Desa Tirtosari. Seiring waktu, keturunannya telah menyebar ke berbagai kota di Indonesia, bahkan hingga luar negeri.

Tak sedikit dari mereka yang sukses dalam berbagai bidang, mulai dari jenderal aktif dan pensiunan, hingga akademisi yang berprofesi sebagai dosen. Meskipun demikian, mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai keluarga, yang salah satunya diwujudkan melalui tradisi tahunan ini.

BACA JUGA:Ribuan Warga Kedu Hadiri Sadranan Eyang Demang

Menjaga Warisan Leluhur untuk Generasi Mendatang

Sadranan keluarga Soero Soekarto bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga bentuk pelestarian budaya, penghormatan terhadap leluhur, serta ajang mempererat tali persaudaraan.

Tahun ini menjadi momentum awal bagi kemasan baru Nyadran yang lebih sarat dengan nilai budaya. Ke depan, keluarga besar Soero Soekarto masih akan terus mengevaluasi dan mengembangkan acara ini agar semakin bermakna.

"Bentuknya bisa berkembang, mungkin tahun depan ada tambahan acara budaya lain, atau konsepnya sedikit berbeda. Yang penting esensinya tetap sama, yaitu mendoakan leluhur dan mempererat silaturahmi," pungkas Triyudo Purwoko.

Dengan semangat kekeluargaan yang kuat, tradisi Sadranan keluarga Soero Soekarto di Desa Tirtosari diharapkan terus lestari dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tetap menjaga akar budaya mereka. (*)

 

Kategori :