Beliau 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,
❲ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا ❳"Tidaklah Allah menambahkan terhadap orang yang suka memberi maaf melainkan kemuliaan."
Yang kedua ini juga terjadi dalam pemahaman banyak orang. Orang yang suka memaafkan, yang memberi maaf, itu pertanda dia itu lemah. Bahkan terkadang syaitan akan mengompori kita, agar tidak memaafkan orang lain.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan kebalikannya. Ketika engkau suka memaafkan orang atau engkau meminta maaf sama orang, engkau itu tambah mulia. Tambah mulia, bukan tambah hina.
Bukankah Allah 'Azza wa Jalla,
❲ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيلِ ❳"Allah 'Azza wa Jalla yang membentangkan tangan-Nya di malam hari agar pelaku dosa di siang hari taubat, diterima taubatnya sama Allah. Dan sebaliknya, yang berbuat dosa di siang hari, Allah buka tangan-Nya di malam hari agar dia bertaubat memohon ampun kepada Allah 'Azza wa Jalla."
Dan itu menjadikan Allah Maha Pengampun, Maha Pemaaf, semakin Mulia. Maka hamba Allah ini yang ingin menjadi hamba yang dicintai Allah 'Azza wa Jalla, hendaklah belajar dari nama-nama Allah yang indah, kemudian dia beribadah dengan nama tersebut; mempraktikkannya dalam kehidupan ini, yaitu menjadi orang yang pemaaf, bukan pendendam.
Karena ada orang-orang yang tidak mau memaafkan. Dia simpan dalam hatinya, sampai mati itu dia bawa. Dapat apa dia? Orang itu sudah menyesal, merasa berbuat salah, dan engkau tidak memaafkan orang itu seakan-akan engkau tidak pernah berbuat dosa.
Makanya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, bagaimana Beliau memberikan contoh memaafkan. Bagaimana seorang Badui yang memegang pedang; ketika Nabi sedang tidur, dia ambil pedang Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam kemudian dia hunuskan. Lalu dia katakan kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,
مَنْ يَمْنعُكَ مِنِّي يَا مُحَمَّدٌ؟"Siapa yang dapat menyelamatkan engkau dari aku, wahai Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam?"
Kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, "Allah." Dengar kata "Allah" langsung dia bergetar dan jatuh di tempat.
Kemudian Nabi mengambil itu pedang, menghunuskannya kepada orang sambil bertanya, "Siapa yang dapat menyelamatkan engkau dari aku?" Enggak ada.
❲ كُنْ خَيْرَ آخِذٍ ❳"Jadilah orang yang paling baik" kalau memberikan sanksi, kalau membalas.
Nabi maafkan itu orang, padahal membunuh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Berbeda dengan orang yang tidak bertaubat; orang seperti itu jangan dimaafkan, membuat dia semakin jadi berbuat jahatnya.
Tapi ada orang yang benar-benar bertaubat, dia merasa salah. Tapi sebagian kita menyimpan dendam. Padahal dengan engkau memaafkan, yang pertama hatimu akan lapang dan Allah akan menjadikan kedudukanmu meningkat, bukan turun. Engkau akan jadi lebih mulia.
BACA JUGA:Tinggalkan 3 Perkara ini Agar Puasa Anda Tidak Sia-sia!