Ramadan Masa Lalu di Masjid Agung Kauman Kota Magelang dari "Bom" Sampai Simaan yang Masih Bertahan

Ramadan Masa Lalu di Masjid Agung Kauman Kota Magelang dari

SIMAAN. Salah satu warisan yang masih dilangsungkan sejauh ini oleh masyarakat Kota Magelang yaitu Simaan di Masjid Agung Kauman di bulan Ramadan.-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES

Bahkan, saat Ramadan, tradisi yang cukup unik dilakukan oleh masyarakat Kota Magelang pada era 80-an.

Momen jelang buka puasa, ditandai dengan suara keras dari meriam atau akrab disapa masyarakat dengan kata ”dung” di sekitar masjid.

BACA JUGA:Universitas Muhammadiyah Magelang Tambah Wakil Rektor Baru, Dorong Prestasi Mahasiswa

Maklum saja, masa itu penentuan jadwal buka puasa, tak segencar sekarang.

”Dung” maupun ”bom” buka puasa dimaksud yaitu sejenis petasan berbentuk bola berdiameter sekitar 10 centimeter.

Di dalam bola itu diisi dengan serbuk mercon yang di tengahnya dipasang sumbu.

BACA JUGA:Pertahankan Budaya Lokal, SMPN 6 Magelang Ciptakan Program Lestari Elok

Saat disulut bom diletakkan di ujung tabung berisi sekitar 1,5 meter.

Sebelum dinyalakan, bom yang sudah dipasang di tempatnya harus diarahkan ke udara, kemudian dinyalakan menggunakan korek api pada sumbunya.

Setelah itu bom akan meluncur keatas didiringi dengan suara dentuman seperti suara bom.

BACA JUGA:Pertahankan Budaya Lokal, SMPN 6 Magelang Ciptakan Program Lestari Elok

Menjelang detik-detik berbuka puasa atau menjelang waktu Maghrib, bom itu ramai-ramai dinyalakan di tengah lapangan Alun-alun yang letaknya hanya beberapa meter dari Masjid Agung.

Suara dentuman yang keras itu konon bisa terdengar hingga di seluruh pelosok Kota Magelang.

Masyarakat setempat mengenalnya dengan suara ”dung”.

BACA JUGA:Polres Magelang Kota Kembali Kunjungi Untidar, Pererat Kolaborasi Penegak Hukum dengan Institusi Pendidikan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: magelang ekspres

Berita Terkait