Perbanyak Interaksi dengan Al-Qur'an di Bulan Ramadhan
Perbanyak Interaksi dengan Al-Qur'an di Bulan Ramadhan--
MAGELANG EKSPRES-Bulan Ramadhan selalu menjadi bulan yang istimewa bagi setiap muslim. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam melakukan persiapan khusus untuk menyambut bulan yang mulia ini.
Di antara teladan yang diberikan oleh salafus saleh, para ulama dan orang-orang saleh sebelum kita adalah memperbanyak interaksi dengan Al Qur’an selama bulan Ramadhan. Hari-hari mereka disibukkan dengan Al Qur’an.
Sebagaimana yang dilakukan Qatadah bin Di'amah As-Sadusi Al-Bashri rahimahullahu Ta'ala khatam bacaan Al-Qur'an tiap tiga hari di bulan Ramadhan dan khatam setiap hari di sepuluh hari terakhir.
BACA JUGA:10 Manfaat Ini Akan Kamu Dapatkan Ketika Rutin Membaca Al-Qur'an Setiap Hari
Disebutkan bahwa Qatadah bin Di'amah As-Sadusi Al-Bashri ini, beliau biasa mengkhatamkan Al-Qur'an setiap tujuh hari sebagaimana dicontohkan oleh para sahabat; ini di luar bulan Ramadhan.
Tapi kalau sudah masuk bulan Ramadhan, maka di 20 pertama bulan Ramadhan beliau khatam setiap tiga hari sekali. Dan di sepuluh terakhir bulan Ramadhan, beliau khatam setiap hari.
Jadi, kalau kita asumsikan bulan Ramadhan adalah 30 hari, maka beliau paling tidak menyelesaikan 17 kali bacaan Al-Qur'an, jadi minimal khatam 17 kali. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, setiap hari khatam, berarti sepuluh kali. Kemudian yang 20 hari pertama itu dibagi tiga, dapat angka tujuh. Jadi, ya sekitar 17 kali beliau menyelesaikan khataman Al-Qur'an selama bulan Ramadhan.
Bahkan Imam Syafi'i rahimahullahu Ta'ala disebutkan, diriwayatkan dari beliau bahwasanya beliau khatam 60 kali selama satu bulan. Artinya apa? Artinya setiap hari beliau khatam dua kali.
Luar biasa, kan? Tapi kita jangan mengatakan mustahil. Mustahil itu kalau kita melihat ke diri kita.
Makanya kata para ulama, ada sebuah kaidah yang bisa kita terapkan saat kita mendengar kisah-kisah yang ajaib seperti ini. Bagaimana bisa khatam 60 kali dalam satu bulan? Bagaimana caranya?
BACA JUGA:Mengakhiri Membaca Al-Qur'an dengan Shadaqallahul Adzim Termasuk Bid'ah, Benarkah?
Kaidahnya adalah jangan kiaskan mereka dengan diri kita. Mereka berasal dari generasi salafus saleh, mereka dari generasi awal umat Islam, mereka sudah hafal dengan Al-Qur'an. Mereka bisa membaca lebih cepat dari kita, mereka paham bahasa Arab, mereka bisa membaca cepat sambil tadabur, yang tentunya hal itu tidak bisa disamakan dengan kondisi kita.
Namun, kita jangan mengatakan mustahil, bagaimana kaidahnya, adalah dengan tidak mengiaskan mereka dengan diri kita. Jangan disamakan!
Kemudian Malik bin Anas dan juga Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu Ta'ala, disebutkan mereka meninggalkan riwayat hadits selama bulan Ramadhan untuk fokus pada Al-Qur'an.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
