Bencana Kekeringan Semakin Maluas

Bencana Kekeringan Semakin Maluas

TEMANGGUNG – Memasuki akhir bulan Agustus 2019, bencana kekeringan atau kekurangan air bersih semakin meluas. Duabelas dari 20 kecamatan yang ada di Temanggung sudah mengalami kekurangan air bersih. Padahal hingga pertengahan Agustus lalu, baru sekitar enam kecamatan saja yang mengalami kekeringan. Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi mengungkapkan, karena hingga saat ini masih dalam masa puncak musim kemarau, maka jumlah daerah yang mengalami kekurangan air bersih semakin bertambah. “Terus meluas dari enam kecamatan menjadi duabelas kecamatan, meskipun tidak semua dusun atau desa di kecamatan-kecamatan itu mengalami kekurangan air bersih,” terangnya. Dirincikan, daerah yang mengalami kekurangan air di 12 kecamatan itu terdiri dari 40 desa dan 129 dusun atau titik yang memiliki potensi besar kekeringan pada puncak musim kemarau ini. \"Apalagi jika musim kemarau berlangsung hingga bulan Oktober, krisis air bersih bisa semakin meluas,\" katanya. Disebutkan, sebanyak 12 kecamatan yang wilayahnya terjadi kekeringan, yakni Kecamatan Kandangan, Pringsurat, Kaloran, Kranggan, Jumo, Candiroto, Selopampang, Gemawang, Kledung, Bulu, Tembarak dan Kecamatan Tlogomulyo. \"12 kecamatan yang saat ini sudah mengalami kekeringan ini, sebelumnya sudah dipetakan menjadi daerah kekeringan,\" terangnya. Untuk mengatasi kekurangan air bersih, tahun ini BPBD Temanggung siapkan bantuan sebanyak 350 tangki atau senilai Rp85 juta. \"Bantuan air bersih kami lakukan setiap hari, rata-rata ada empat tangki. Selain menggunakan anggaran dari APBD, bantuan air bersih juga dari berbagai lembaga, seperti Bank Jateng, Baznas, Polres, komunitas dan lainnya,\" katanya. Selama ini BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih dengan menggunakan empat armada, yang di antaranya milik BPBD, Dinas Sosial, PMI dan DPU-PR Temanggung. \"Untuk sementara ini armada yang kami miliki baru satu, jadi masih menggunakan armada milik dinas lainnya. Sebab dalam satu hari minimal mendistribusikan 10 tangki air bersih,\" katanya. Berdasarkan perkiraan BMKG Semarang, puncak musim kemarau tahun ini akan terjadi dari akhir bulan Agustus hingga awal bulan September. Namun untuk musim kemarau kemungkinan akan berlangsung hingga bulan Oktober mendatang. \"Jadi masih ada kemungkinan daerah yang mengalami kekurangan air bersih akan bertambah,\" katanya. (set)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: