Ekskavasi Situs Liyangan Berlanjut

Ekskavasi Situs Liyangan Berlanjut

MAGELANGEKSPRES.COM, TEMANGGUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung akan terus melakukan ekskavasi di Situs Liyangan yang berada di Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo. Terakhir bulan November 2018 lalu, ditemukan sisa bangunan rumah yang megah. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kabupaten Temanggung Didik Nuryanto mengatakan, ekskavasi di Situs Liyangan setiap tahun selalu dilakukan. Bahkan ekskavasi tidak hanya dilakukan sekali saja, bisa jadi dilakukan dua kali dalam setahun. “Ekskavasi pasti akan terus dilakukan, bagian dari agenda rutin tahunan,” katanya. Namun demikian lanjutnya, waktu untuk pelaksanaan ekskavasi sendiri belum bisa ditentukan. Hanya saja berdasarkan tahun-tahun sebelumnya ekskavasi dilakukan pada bulan April dan November. “Pemkab Temanggung akan selalu bekerjasama dengan Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta dan lembaga lainnya yang berkecimpung dalam bidang ini,” tegas Didik. Bahkan lanjutnya, Situs Liyangan ini sudah menjadi kekayaan dunia, oleh karena itu UNESCO juga pernah melakukan penelitian di situs tersebut. “Bukan hanya Pemkab Temanggung saja, pemerintah pusat juga mengalokasikan anggaran untuk Liyangan ini,” tandasnya. Ia menerangkan, hasil penelitian Balai Arkeologi (Balar) Jogjakarta yang dilakukan bulan November 2018 lalu, ditemukan sisa bangunan rumah beserta eksterior dan pelatarannya. “Kami sudah mendapatkan laporan tentang hasil ekskavasi yang dilakukan di akhir tahun 2018 kemarin, hasilnya sangat mengagumkan,” katanya. Terakhir Ditemukan Sisa Bangunan Megah Menurutnya, dari laporan tersebut ekskavasi di November ditemukan sisa bangunan rumah yang bahannya dari bambu, kayu, ijuk, tetapi juga eksteriornya sekaligus pelatarannya. Berdasarkan keterangan dari BPCB di halamannya ditemukan, kemudian di pelataran itu ada taludnya setinggi 1,5 meter, di bawahnya pelataran dan atasnya ada rumah dan rumahnya sangat besar. “Diperkirakan sisa bangunan yang ditemukan, pada zaman itu merupakan bangunan yang cukup megah,” terangnya. Menurut dia, ada salah satu komponen diduga berbahan kayu dengan lebar hampir 0,5 meter dan tebalnya sampai 8 centimeter dan bambunya istimewa, tetapi semua sudah dalam bentuk arang. Saat ini lanjutnya, temuan itu dilindungi dengan pagar pembatas, namun masyarakat bisa melihat dari luar, karena itu sangat rapuh. “Sengaja kami lindungi, agar barang-barang peninggalan purbakala ini lebih aman,” tandasnya. (set)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: