Pasar Njajan di Artos Mall Magelang Diramaikan Pentas Kesenian Tradisional

Pasar Njajan di Artos Mall Magelang Diramaikan Pentas Kesenian Tradisional

MAGELANG– Selain menyajikan makanan tradisional, acara Pasar Njajan yang digelar di Atrium Artos Mall Magelang pada 9-14 Oktober 2019 juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan kesenian tradisional. Banyak sanggar seni yang bergabung menjadi pengisi acara, diantaranya adalah Sanggar Tari Arum Sari, Katon Art, Sanggar Wahyu Budoyo, Sanggar Devita, Sanggar Tari Adya Gunita, dan Sanggar Tari Citra Cipta. Festival kuliner ini merupakan rangkaian dari event nasional Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival (WICSF). Beragam pertunjukan kesenian dan juga tari tardisional dipertunjukkan, misalnya tari Bujang Ganong, Reog Ponorogo dan juga tari Guyonan. Selain tari, ada juga pertunjukan wayang kulit dari Grup Wayang Campursari CSR Dimas Adi Panjul yang datang langsung dari Bantul, Yogyakarta. Pertunjukan Wayang kulit campursari ini diadakan pada Minggu (13/10) lalu dengan mengangkat cerita Campursari Goro-Goro yang menceritakan tentang Artos Mall dan juga Pasar Njajan. Pertunjukan ini tidak hanya wayang kulit namun juga diselingi dengan lagu-lagu campursari yang dibawakan oleh sinden. Acara ini sukses menarik perhatian pengunjung yang ada di Artos Mall pada malam itu. Baca juga Merapi Kembali Menggeliat, Masyarakat Dilarang Beraktivitas di Radius 3 Km Sari (26), salah satu pengunjung dari Purworejo mengatakan bahwa dirinya baru pertama kali menyaksikan pertunjukan wayang kulit di mall. “Ini adalah pertama kalinya saya menyaksikan pertunjukan wayang kulit di mall, dan ternyata ini menyenangkan. Sambil menikmati jajanan di pasar njajan, saya dan keluarga bisa juga sekalian menonton wayang,” katanya. Sementara itu, Event & Promotion Artos Mall, Andrita Ayu menjelaskan bahwa acara ini memang yang pertama kali diadakan di Artos Mall. “Kami ingin melestarikan kebudayaan Indonesia, terutama wayang kulit yang saat ini sudah mulai punah dan ditinggalkan karena dianggap membosankan,” ujar Ayu. Sedang cerita yang dibawakan dalam sebuah pagelaran wayang kulit bisa dikreasikan dengan cerita yang sedang populer saat ini. “Wayang tidak hanya menceritakan tentang pewayangan yang oleh kaum milenial dianggap membosankan. Contohnya, cerita yang dibawakan kemarin juga merupakan cerita tentang artos mall dan juga pasar njajan. Selain itu juga mempromosikan tentang event Artos Sekonyong-konyong koder yang akan kami adakan pada tanggal 27 Oktober mendatang,” tutup Ayu. (rls)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: