Tanaman Kentang Terancam Bun Upas, Risiko Gagal Panen

Tanaman Kentang Terancam Bun Upas, Risiko Gagal Panen

MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO –  Memasuki musim dingin di kawasan Wonosobo bagian atas, khususnya di Kejajar dan Dieng, banyak fenomena bun upas atau embun beku yang menandai dimulainya musim kemarau. Adanya bun upas tersebut nyatanya justru berimbas buruk bagi pertanian di kawasan Dieng. Risiko terburuk selain rusaknya tanaman muda akibat terpapar bun upas juga bisa sampai gagal panen. Hal itu telah dipantau para petani sejak belasan tahun lalu yang menyebabkan mereka harus mencari cara agar tanaman kentangnya selamat. “Beberapa tahun lalu dari Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (Dispaperkan) pernah mencatat beberapa lahan di wilayah di kawasan Dieng yang terdampak suhu dingin yang menyebabkan tanaman kentang layu. Katanya sampai lima hektar lebih. Kali ini kami cobakan pakai sprinkler untuk bisa mengimbangi paparan suhu dingin,” ungkap salah satu petani asal Kejajar, Umar. Beberapa Lahan yang terdampak di wilayah Desa Dieng Wetan justru tak jauh dari permukiman penduduk dengan kondisi tanaman rusak hingga terlihat menghitam setelah beberapa kali terpapar. Diungkapkan Umar, selain membuat tanaman layu, bun upas juga bisa merusak hingga akar. Baca juga Awasi Obwis, Pemkab Bentuk Timwas “Kalau sekilas seperti mengering tiba-tiba. Tanda-tandanya biasanya dimulai dari pucuk daun menjalar ke batang. Kalau tanaman muda kadang masih bertahan, tapi yang hampir panen biasanya tidak bertahan,” kata Umar. Menurut para petani yang juga sesama petani kentang, kerugian dalam sekali tanam bisa mencapai belasan juta mengingat harga bibit dan pupuk yang tidak murah. Ketika suhu mencapai atau mendekati nol derajat celcius, maka petani biasanya menyiram tanaman untuk menjaga agar tidak tertempel bun upas yang biasanya terjadi selepas subuh atau pukul 6.00 WIB. “Antisipasi serangan bun upas dengan penyiraman buat mengantisipasi kerusakan akibat embun es. Bisa juga pakai naungan paranet, dahan bambu gendani, alang-alang atau ada juga yang menutup tanah di sekitar tanaman agar tidak beku,” imbuhnya. Seperti yang diungkapkan salah satu petugas UPT candi Arjuna Dieng, beberapa hari terakhir di penghujung bulan Juli, suhu udara di pagi hari bahkan mendekati minus 3 derajat celcius. Selain tanaman, beberapa kawasan candi juga tertutup embun beku sehingga pemandangan di komplek candi seperti tertutup warna putih. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: