Tangani Covid-19, Mas Bram : Pemerintah Lamban Ambil Kebijakan Strategis

Tangani Covid-19, Mas Bram : Pemerintah Lamban Ambil Kebijakan Strategis

MAGELANGEKSPRES.COM, MAGELANG- Sikap pemerintah pusat yang dianggap lamban mengambil kebijakan strategis dalam penanganan pandemi Covid-19 menuai kritik dari  anggota Komisi X DPR RI Bramantyo Suwondo M. Dalam siaran pers yang  diterima redaksi Magelang Ekspres, anggota Fraksi Partai Demokrat itu mengungkapkan, banyak pakar sudah merekomendasikan dua opsi yang harus dilakukan pemerintah mengingat jumlah kasus Corona di Indonesia yang meningkat tajam. Yakni, kebijakan lockdown seperti yang dilaksanakan di Malaysia, Italia, Filipina atau mengambil langkah pengetesan massal disertai penanganan medis yang cepat seperti di Korea Selatan. “Kebijakan strategis, konkret, serta upaya komunikasi yang jelas dan terbuka harus segera diambil pemerintah supaya tidak ada kesimpangsiuran informasi. Sehingga, angka penyebaraan Covid-19 di Indonesia dapat segera ditekan, pasien positif Covid-19 bisa mendapatkan perawatan optimal, dan masyarakat menjadi lebih tenang,” ungkap Mas Bram-panggilan akrab legislator asal Purworejo, Jawa Tengah itu Mas Bram mengingatkan pemerintah bahwa kesehatan dan ‘well-being’ manusia harus menjadi prioritas utama pemerintah dalam mengambil kebijakan strategis penanganan Covid-19. Dia mengimbau pemerintah agar tetap memikirkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berkerja di sektor informal dan/atau tidak bisa bekerja dari rumah, supaya pelaksanaan social distancing atau isolasi terbatas lebih efektif. Saat ini, pelaksanaan social distancing dinilai belum efektif karena sifatnya hanya berupa imbauan kepada individual, bukan tempat kerja atau perusahaan. Dengan jumlah kasus yang semakin tinggi, aktivitas ekonomi negera juga terganggu. Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sudah banyak yang menderita karena situasi ini. Padahal, UMKM merupakan roda penggerak perekonomian negara Indonesia dengan jumlah mencapai 99% total unit usaha di Indonesia. Disebutkan, Pandemi Covid -19 juga menyebabkan penurunan daya beli masyarakat dan tingkat konsumsi rumah tangga. Sedangkan, ekonomi Indonesia sangat bergantung dengan konsumsi masyarakat. Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga menyumbang hingga 56,62 persen terhadap ekonomi Indonesia sepanjang 2019. Supaya penyebaran Covid-19 dapat segera diredam, pemerintah dapat memberikan bantuan langsung berupa stok sembako untuk memastikan bahwa kebutuhan masyarakat terpenuhi selama masa karantina wilayah. Langkah ini, menurutnya, penting dilaksanakan untuk meminimalisir interaksi dan menjamin kesehatan masyarakat secara nasional. Indonesia harus bergerak cepat dalam mengatasi krisis ini agar dampak ekonomi dan sosial tidak semakin memburuk. Dia menyarankan pemerintah agar menerapkan karantina wilayah untuk daerah dengan kasus COVID-19 tinggi, supaya angka penularan COVID-19 bisa lebih landai. Dengan begitu, rumah sakit rujukan dapat memberikan penanganan yang lebih optimal. Saat ini, untuk menangani Covid-19, pemerintah menyediakan 132 rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia. Tetapi, beberapa wilayah hanya bisa mengandalkan satu rumah sakit untuk satu provinsi saja, contohnya seperti Provinsi Gorontalo, Sulawesi Barat dan Maluku Utara. Masyarakat juga melaporkan sulitnya mendapatkan layanan tes COVID-19 di unit kesehatan. Padahal, pemeriksaan massal secara gratis terbukti ampuh menekan laju penyebaran Covid -19 di Korea Selatan. Mas Bram mengkhawatirkan, minimnya jumlah RS rujukan akan berdampak pada kesulitas akses bagi masyarakat untuk mendapat pemeriksaan. Sementara, beban kerja dokter dan tenaga medis di RS rujukan juga terus meningkat. ‘Perlu adanya kebijakan yang strategis untuk memastikan ketersediaan rumah sakit rujukan dengan layanan optimal kepada masyarakat, dengan jumlah tenaga medis dan peralatan yang juga memadai. Kesehatan para dokter dan tenaga medis yang menjadi garda terdepan juga tetap harus diutamakan,” imbuhnya. (rls/oko)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: