Fenomena Koperasi Gagal Nyaris “Sekarat”, Ini Faktornya...

Fenomena Koperasi Gagal Nyaris “Sekarat”, Ini Faktornya...

Ketua Dekopinda Kabupaten Temanggung, Sam’ani Yusuf, saat dijumpai Magelang Ekspres.com di kantornya, Jumat (15/7/2022). Foto: rizal ifan chanaris.--

TEMANGGUNG – Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Temanggung menyebut, banyak faktor yang menyebabkan fenomena menjamurnya Koperasi yang gagal mempertahankan eksistensi operasionalnya sehingga nyaris “sekarat”.

Bukan tanpa alasan, berdasar data yang ada, dari total 634 lembaga koperasi di Kabupaten Temanggung, saat ini hanya 174 saja yang masih aktif beroperasi.

Ketua Dekopinda Kabupaten Temanggung, Sam’ani Yusuf menyebut, salah satu faktor utama yang menjadi pemicu menurunnya kualitas dan kuantitas koperasi adalah pandemi Covid-19 yang terjadi selama kurang lebih 2 tahun dan menghajar sektor perekonomian.

Imbasnya, banyak masyarakat, khususnya anggota yang berusaha beramai-ramai mengambil simpanan mereka di koperasi untuk mempertahankan imunitas di tengah badai perekonomian. Ujung-ujungnya, tak sedikit koperasi yang akhirnya collaps akibat tak sedikit simpanan modal yang keluar secara sporadis.

“Pandemi kemarin sangat besar dampaknya terhadap kualitas koperasi. Tak sedikit yang akhirnya berubah menjadi koperasi dengan status nyaris collaps karena gagal mempertahankan kualitas pelaporan, administrasi, bahkan modal. Banyak anggota yang secara sporadis bersama-sama mengambil modalnya. Ironisnya, tak sedikit dari koperasi yang tidak bisa memenuhi permintaan penarikan arau pengambilan modal dari anggota. Nah, inilah tanda-tanda runtuhnya eksistensi koperasi tersebut. Tingkat kepercayaan terhadap koperasi akhirnya merosot tajam,” jelasnya.

Guna memulihkan situasi seperti sedia kala, Dekopinda bersama dinas terkait tengah menempuh beberapa upaya strategis guna membangkitkan lagi sejumlah koperasi yang tengah terpuruk agar kembali sehat seperti sebelum pandemi melanda.

Yakni, pertama “merukunkan” antar anggota koperasi agar lebih memiliki tingkat saling mempercayai sekaligus berpikir jernih guna upaya membangun kembali koperasi mereka. Kedua, mengumpulkan kembali simpanan pokok, simpanan wajib, dan elemen pendukung lain.

Ketiga, upaya memulihkan tingkat kepercayaan atau trust antar anggota hingga jajaran pengurus. Terakhir adalah peningkatan kualitas SDM melalui upaya-upaya pelatihan agar setiap pengurus memiliki ilmu serta kecakapan pengelolaan yang mumpuni.

“Utamanya adalah membangun lagi tingkat kepercayaan, serta mengadah SDM agar memiliki skil memadai dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai koperasi, salah satunya kegotong-royongan. Karena koperasi ini adalah soko guru ekonomi bangsa Indonesia sehingga penting sekali bersinergi untuk kebangkitan kembali koperasi, khususnya di Kabupaten Temanggung,” urainya.

Ia menyebut, apabila upaya-upaya menggugah kembali koperasi tidak segera dilakukan, tentu saja hal ini akan sangat menganggu stabilitas usaha kecil menengah bahkan perekonomian umum secara signifikan di daerah tersebut.

“Momentum mulai bergeliatnya sektor ekonomi pasca pandemi saat ini harusnya segera direspon untuk kembali menghidupkan koperasi yang sehat. Tentu saja harus ditunjang dengan kemajuan teknologi digitaliasi,” pungkasnya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: