Pemkot Magelang Akan Beri Subsidi Agar Tarif Angkot Tidak Jadi Naik

Pemkot Magelang Akan Beri Subsidi Agar Tarif Angkot Tidak Jadi Naik

SEPI. Kondisi penumpang angkot di Kota Magelang yang terus menurun, akibat maraknya penggunaan kendaraan pribadi.(foto : dok/magelang ekspres)--Magelangekspres.com

MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz mengaku masih menghitung rencana pemberian subsidi bagi awak angkutan umum kota (angkot) di wilayahnya. Subsidi ini diharapkan menjadi bantuan khusus kepada awak angkot, sehingga mereka urung menaikkan tarif karena akan berdampak turunnya jumlah penumpang.

“Kemarin sudah sepakat, saya ketemu dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda). Ternyata mereka nggak pernah usul untuk (tarif) naik,” kata dr Aziz usai menghadiri penyerahan hadiah pemenang lomba K3 di Pendopo Pengabdian, Selasa (20/9).

Ia mengaku sependapat dengan para awak angkot untuk tetap mempertahankan tarif yang telah mereka terapkan selama beberapa tahun ini. Sebab, dengan mempertahankan tarif, maka tingkat keterisian angkutan umum dinilai akan semakin bertambah.

“Masyarakat akan merasa menggunakan kendaraan pribadi justru biayanya lebih besar. Pelan-pelan, nanti angkutan umum bisa eksis lagi kalau tarifnya tidak naik. Saya setuju dengan usulan teman-teman Organda ini,” ucapnya.

Apalagi Pemkot Magelang sudah menyiapkan formula khusus kepada para awak angkutan umum. Dalam waktu dekat bantuan subsidi untuk meringankan beban biaya operasional yang meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan disalurkan.

Aziz mengaku mulai menghitung rencana pemberian subsidi angkot di wilayah setempat sebesar 40 liter untuk masing-masing kendaraan.

“Biaya ditanggung pemerintah berupa 40 liter. Harapan kami tentunya, subsidi ini bisa memberikan semangat angkot supaya tetap percaya diri meskipun tidak menaikkan tarif. Saya tahu, karakter masyarakat Kota Magelang itu ‘nrimo’. Jadi angkot nggak akan naik,” ujarnya.

Pernyataan dari Walikota Magelang ini kontradiktif dengan usulan para awak angkot yang sempat mengadu di Kantor Dinas Perhubungan, Selasa (5/9) lalu.

Sebelumnya, Ketua Koperasi Pengusaha Angkutan Kota (Kopata) Magelang, Darsono meminta Pemkot Magelang segera menyesuaikan tarif penumpang serta memberikan subsidi kepada mereka yang terdampak kenaikan harga BBM.

Menurut Darsono, sesuai Surat Keputusan (SK) Walikota Magelang, tarif angkutan umum di wilayah tersebut masih Rp2.000 untuk pelajar dan Rp4.000 untuk umum. Besaran tarif itu dinilai tak relevan lagi, melihat kenaikan harga Pertalite menjadi Rp10.000 per liter, sejak 3 September lalu.

Pihaknya mengusulkan tarif baru Rp5.000 untuk umum dan Rp3.000 untuk pelajar segera disahkan. Besaran itu sudah dihitung mendasari kenaikan harga BBM sebesar 30-40 persen.

”Kami hitung-hitung itu sekitar Rp5.200 (untuk umum). Tapi dibulatkan jadi Rp5.000 dan Rp3.000 untuk pelajar,” ungkap dia saat itu.

Sukirno, salah satu sopir angkot mengaku, naiknya BBM jenis Pertalite, solar, dan Pertamax dirasa sangat berat. Apalagi, kondisi penumpang angkutan umum relatif sepi, hanya dari kalangan pelajar saja yang meramaikan angkutan umum ini.

Seharian ia narik, mampu memperoleh pendapatan sekitar Rp150.000 dengan menghabiskan bahan bakar sebanyak 10 liter seharga Rp100.000. Kemudian untuk biaya setoran mobil minimal sejumlah Rp30.000 per hari.

Padahal sebelum BBM naik, harga untuk 10 liter bensin hanya sekitar Rp67.000 dan setoran juga sama Rp30.000 yang jika ditotal angkanya tidak menyentuh Rp100.000.

“Kalau dulu bisa untung Rp50.000 sehari, kalau sekarang Rp20.000 saja sulit,” akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com