Dengarkan Keluhan PKL, Marjinugroho Minta Mereka Tenang Sikapi Kenaikan Covid-19

Dengarkan Keluhan PKL, Marjinugroho Minta Mereka Tenang Sikapi Kenaikan Covid-19

SAPA PEDAGANG. Mantan Kabid Pemberdayaan Pedagang, yang kini memilih jadi Anggota DPRD, Marjinugroho menyapa pedagang di Tuin Van Java Alun-alun Kota Magelang.(foto : wiwid arif/magelang ekspres)--Magelangekspres.com

KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Dua tahun lalu, sentra kuliner Tuin van Java Alun-alun Kota Magelang tampak seperti rumah berhantu saja. Seluruh meja dan kursi ditumpuk. Dari ratusan gerobak pedagang kaki lima (PKL) hanya terlihat tidak lebih dari 10 buah.

Memori itu masih begitu diingat Suhartini, salah satu PKL Tuin van Java. Sepanjang pembatasan mobilitas masyarakat sejak 2020 hingga 2021 pendapatannya tak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Walhasil, dia terpaksa utang sana sini.

Apalagi anak bungsunya yang masih kuliah, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Meskipun saat itu, anaknya hanya kuliah secara online, tapi biaya UKT tetap sama, tidak turun.

Belakangan kasus Covid-19 di Kota Magelang dan daerah sekitarnya perlahan naik. Suhartini hanya satu dari ratusan PKL yang merasa takut, pembatasan akan diberlakukan lagi di tengah lonjakan kasus.

Efektif dia baru saja merasakan pendapatannya normal kembali medio April 2022 hingga saat ini. Hasil keuntungan jualannya dia sisihkan untuk membayar angsuran utang tiap bulannya.

“Hampir semua PKL punya utang. Sekarang waktunya bayar utang. Alhamdulillah sudah mulai ramai lagi,” kata Suhartini.

Alasan berutang di bank, ia lakukan karena keterpaksaan kondisi waktu Covid-19 tengah ganas-ganasnya. Tetapi belum sempat dia mengangsur utang, kenaikan harga minyak goreng dan bahan bakar minyak (BBM) kembali menurunkan profitnya sebagai seorang PKL.

“Harapan kami hanya ingin pembatasan tidak diberlakukan lagi. Kami benar-benar tidak mampu, kalau nanti dibatasi seperti dua tahun yang lalu,” ungkapnya.

Mendengar keluhan itu, Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang Marjinugroho memastikan bahwa pembatasan mobilitas ekstrem tidak akan diberlakukan lagi. Dia mencoba menenangkan pedagang, karena imunitas kelompok saat ini sudah tercipta di masyarakat lewat kebijakan vaksinasi Covid-19.

“Ada yang bilang efikasi vaksin itu turun, nyatanya tidak terbukti. Walaupun kasus (Covid-19) naik, tapi tingkat keparahan hampir tidak ada. Varian baru memang cenderung cepat menyebar, tetapi dampaknya tidak terlalu parah dibandingkan varian delta pada tahun 2021 lalu,” ujarnya.

Ia berharap, para PKL Tuin van Java dan penjaja kuliner di Kota Magelang tetap tenang. Situasi saat ini tidak akan berpengaruh terhadap pembatasan besar-besaran.

“Kita tidak boleh pesimis dengan kebijakan pemerintah yang sudah mulai melonggarkan di semua lini. Apalagi capaian vaksin juga sudah tinggi dan angka kematian sangat rendah, bahkan hampir tidak ada,” tandasnya.

Terlebih lagi, pemerintah sudah cukup perhatian dengan memberikan bantuan langsung kepada warga miskin, misalnya dengan bantuan langsung tunai, bantuan kenaikan BBM, program Pemkot Magelang melalui APBD, dan lain sebagainya.

“Bantuan ini sukses menjadi stimulus menambah modal para pedagang. Karena itu, pesan saya pedagang harus lebih semangat lagi, jangan pernah putus asa,” paparnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelangekspres.com