Kota Magelang Darurat Sampah, Diminta Buat Zero Sampah Anorganik

DARURAT. Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang, saat meninjau lokasi TPSA Kota Magelang di Banyuurip, yang sudah overload sejak lima tahun lalu.(foto : wiwid arif/magelang ekspres)--Magelangekspres.com
KOTA MAGELANG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Ketua DPRD Kota Magelang, Budi Prayitno meminta Pemkot Magelang untuk segera membuat regulasi tentang pengurangan volume sampah. Pasalnya, kondisi tempat pengelolaan sampah akhir (TPSA) Kota Magelang, di Banyuurip, sudah tidak mampu lagi menampung sampah yang jumlahnya mencapai 60 ton setiap hari.
Menurut Udi, sapaan akrab Budi Prayitno, kesadaran masyarakat Kota Magelang melakukan pemilahan sampah sudah cukup tinggi. Hal ini karena program-program pemerintahan terdahulu yang menitikberatkan masalah penanganan sampah dari tingkat keluarga.
"Seharusnya program-program yang sudah berjalan lama ini dimodifikasi, dikembangkan, sehingga adaptif dan efektif," kata Udi, Rabu, 4 Januari 2023.
Ia menjelaskan, program seperti Bank Sampah dan Kampung Organik yang sudah menjamur di tiap RT dan RW di Kota Magelang, seharusnya konsisten mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Tidak hanya bersifat perlombaan, tapi apresiasi kepada warga secara langsung juga bsia dilaksanakan dalam rangka memberikan semangat masyarakat karena sudah peduli terhadap masalah sampah.
"Masalah sampah itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali, sehingga sudah sepatutnya ada kepedulian terhadap aktivis peduli sampah," ujarnya.
Udi yang juga Anggota Komisi C DPRD Kota Magelang itu menggarisbawahi terkait reduksi sampah dan strategi pemilahan sampah dari tatanan keluarga seluruh masyarakat Kota Magelang. Menurutnya, mulai tahun 2023 ini seharusnya Pemkot Magelang mulai mengambil kebijakan zero sampah anorganik.
"TPSA Banyuurip sudah tidak representatif lagi, karena memang sudah overload sejak lima tahun lalu. Sembari menunggu pembangunan TPSA Regional yang diprakarsai Pemprov Jawa Tengah, waktu sekarang bisa dimanfaatkan untuk memasifkan lagi strategi pemilahan sampah melalui kampanye 3R (reuse, reduce, recycle)," terangnya.
Sampah anorganik, sebut Udi, menjadi penyumbang terbanyak peningkatan volume sampah di Kota Magelang. Dia yakin dengan adanya pemanfaatan sampah anorganik menjadi barang bernilai jual, tidak saja menguntungkan masyarakat, tetapi merupakan cara jitu untuk mengurangi volume sampah yang setiap harinya selalu mengalami peningkatan.
"Sampah anorganik ini bisa dikreasikan, misalnya menjadi kerajinan, yang bernilai jual. Ditambah kita sekarang punya IKM Center, sehingga barang-barang bekas sampah yang diubah menjadi bernilai jual itu bisa dipasarkan di IKM Center. Dua keuntungan kita dapatkan sekaligus, yaitu pengurangan volume sampah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya. (wid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres.com