Ratusan Pelaku UMKM Terancam di Wonosobo Tak Bisa Jualan, Kenapa?
![Ratusan Pelaku UMKM Terancam di Wonosobo Tak Bisa Jualan, Kenapa?](https://magelangekspres.disway.id/upload/5896ba4505a3ea90ae16c1d9e728fc3b.jpg)
UMKM. Ketua Jarpuk Wonosobo Nuke Maya berbincang dengan pelaku UMKM asal Kelurahan Kejiwan Kecamatan Wonosobo.(foto : Agus Supriyadi/Wonosobo ekspres)--magelang ekspres
WONOSOBO,MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID- Ratusan pelaku UMKM Wonosobo yang memproduksi makanan dan minuman di Kabupaten Wonosobo terancam tidak bisa menjual hasil produksinya. Pasalnya sebagian besar belum kantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Mereka baru memiliki PIRT dan sertifikat halal.
“Masalah izin edar dari BPOM ini secepatnya harus dicarikan solusinya, kalau tidak macet semua, pasalnya pelaku tidak bisa menjual produknya ke luar daerah, termasuk ke pasar swalayan,” ungkap Ketua JARPUK Wonosobo, Nuke Maya, kemarin di kantornya
Menurutnya, terdapat 300 pelaku UMKM yang memproduksi makanan khas carica Dieng. Namun dari jumlah tersebut tidak lebih dari 20 persen yang mengantongi izin BPPOM, selebihnya baru memiliki PIRT dan sertifikat halal.
“Komunikasi soal tersebut terasa terhenti ya, sebab untuk mengurus itu terkendala dengan biaya yang mahal, padahal mereka harus terus berproduksi,” katanya.
Pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui dinas terkait, secepatnya mengambil tindakan dengan mengumpulkan pelaku serta mencari solusi yang terbaik. Disisi lain, pelaku UMKM juga harus menyiapkan diri melengkapi syarat syarat mengajukan izin edar bagi produk makanan dan minuman.
“Khusus carica ini sangat disayangkan kalau ijin dari BPOM ini tidak dapat diperoleh, maka pelaku tidak bisa menjual keluar daerah. Bahkan juga masuk minimarket atau pasar swalayan, produksi bisa turun dan upaya untuk mengembangkan carica sebagai makan khas dan icon Wonosobo bisa terancam,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa, Jaringan Perempuan Usaha Kecil (Jarpuk ) memiliki anggota ratusan yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di Wonosobo. Mereka selama ini membangun jejaring ekonomi dengan memproduksi aneka jenis makanan dan minuman.
“Untuk pengurusan PIRT dan label halal, bagi pelaku usaha kecil yang tergabung dalam Jarpuk sudah banyak yang dibantu, kita selama ini berkolaborasi dengan menggandeng DPPKBPPPA dan Disdagkop UMKM,” katanya.
Diakui bahwa pelaku usaha kecil di Wonosobo masih minim pengetahuan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi termasuk promosi berbasis teknologi informasi. Padahal pelaku usaha kecil perempuan menjadi salah satu penopang ekonomi keluarga miskin di pedesaan.
“Hari ini kita masih menjadi kabupaten termiskin di Jateng. Bahkan ada beberapa desa yang masuk kategori kemiskinan ekstrim, maka pebgembangan UMKM penitng mendaptkan perhatian sebagai salah satu upaya menekan angka kemiskinan itu,” pungkasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres