1 dari 5 Balita di Wonosobo Alami Stunting, Bupati Beberkan 3 Kunci Menuju Zero New Stunting
REMBUK. Pemkab gelar rembug stunting tingkat kabupaten di Pendopo Kabupaten, Rabu (3/5/2023). -foto: agus supriyadi/wonosobo ekspres-magelang ekspres
WONOSOBO,MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Pemkab Wonosobo melalui Bappeda menggelar rembug stunting. Hal tersebut sebagai upaya mendorong tercapainya zero stunting pada tahun 2024.
"Jika melihat data yang sudah seringkali disajikan terkait dengan stunting, bisa dikatakan bahwa 1 dari 5 balita di Wonosobo mengalami stunting," ungkap Kepala Bappeda Wonosobo, Jaelan Sulat usia gelar Rembug Stunting di Pendopo Kabupaten, Rabu (3/5/2023).
Menurutnya, saat ini terdapat 28 ribu lebih keluarga di Wonosobo yang memiliki risiko stunting. Maka upaya percepatan terus dilakukan dengan membangun kolaborasi antar pihak.
"Kita sasar keluarga yang memiliki balita, calon pengantin dan ibu hamil," katanya.
Ditambahkan, bahwa pemkab juga aktif melakukan pendampingan dengan menerjunkan tim pendamping keluarga yang jumlahnya mencapai 2000 orang lebih. Mereka di sebar ke 15 kecamatan.
BACA JUGA:Harga Kebutuhan Pokok di Wonosobo Berangsur Turun, Berikut Daftarnya!
"Jadi tim pendamping keluarga ada di setiap kecamatan. Sedangkan untuk lokus pada tahun 2023 ini ada di 10 desa," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengemukakan bahwa ada tiga prinsip kunci keberhasilan agar Kabupaten Wonosobo mencapai zero new stunting.
Kunci pertama adalah data, yang merupakan hal utama yang harus kita pegang, sebagai pijakan langkah kita bersama untuk melakukan intervensi.
Banyak data tersebar dan terlaporkan disemua sistem pelaporan dan monev, namun harus dipastikan lagi.
Apakah semua data tersebut berasal dari satu sumber, ataukah masing-masing data memiliki kepentingan sendiri-sendiri.
"Saya berharap ada kesepakatan penggunaan satu data satu sumber, sehingga di kanal informasi dan pelaporan manapun data yang dirilis adalah data yang sama," katanya.
Langkah berikutnya ketika data sudah satu sumber, adalah pemanfaatan data untuk keperluan perencanan dan intervensi. Data yang dimaksud tidaklah sekadar angka semata, tetapi merupakan suatu kesatuan informasi dan analisis. Hal ini agar semua pihak yang akan berkontribusi paham betul apa yang harus dilakukan.
BACA JUGA:126 Guru Penggerak Harus Jadi Pelopor Kemajuan Pendidikan di Wonosobo
Data dan informasi yang harus disepakati bersama untuk menjadi rujukan, adalah data keluarga berisiko stunting untuk intervensi pencegahan lahirnya bayi stunting, dan data balita stunting untuk penanganan balita stunting.
Selanjutnya kecepatan akses dan distribusi data. Hendaknya data untuk penanganan stunting dapat diakses secepat mungkin, untuk kemudian didistribusikan guna keperluan perencanaan dan intervensi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres