57 Desa Wisata di Wonosobo Alami Stagnasi, Berikut Respons Pemkab
MEMBUKA. Sambutan Wabup Muhammad Albar sekaligus membuka pelatihan pengelolaan desa wisata, Resto Ongklok Wonosobo, Selasa (23/5/2023).-mukarom mohammad/wonosobo ekspres-MAGELANG EKSPRES
WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Sejumlah desa wisata berstatus rintisan di Wonosobo relatif stagnan, tidak ada perkembangan.
Hal ini dinyatakan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Sekdisparbud) kabupaten setempat, Mohammad Burhanudin, dalam laporannya pada pembukaan pelatihan pengelolaan desa wisata, Selasa (23/5/2023).
"Salah satu PR kami adalah bahwa dari 57 desa wisata tersebut belum ada evaluasi secara kontinu dan berkelanjutan, sehingga kondisinya relatif stagnan," ungkapnya.
Kondisi stagnasi tersebut merujuk pada status desa wisata yang masih masuk ke dalam kategori rintisan.
BACA JUGA: 53 Desa dan Kelurahan di Wonosobo Masuk Kategori Kumuh
Seharusnya, kata Burhanudin, status desa wisata rintisan tersebut mestinya bisa berkembang, maju, dan menjadi mandiri.
Meski demikian pemkab akan lakukan evaluasi dan pembinaan terhadap 57 desa wisata rintisan tersebut.
Pemkab tawarkan konsep yang dinilai ideal dalam mengembangkan pariwisata. Pengelolaan pariwisata di Wonosobo menggunakan basis masyarakat. Sekdisparbud menyebutnya community based tourism.
"Pariwisata ini bisa berkembang maju ketika masyarakatnya sadar terhadap konsep pariwisata, sadar terhadap manajemen pengelolaan pariwisata, dan sadar bagaimana memasarkan pariwisata," terangnya saat ditemui wawancara.
Untuk merespons persoalan tersebut, Disparbud Wonosobo lakukan terobosan. Memanfaatkan DAK Non Fisik Yanpar tahun 2023, pemkab gencarkan pemberdayaan SDM pelaku wisata.
BACA JUGA:Peringati Harkitnas ke-115, Bupati Wonosobo: Kesampingkan Egosektoral
Praktiknya, sebanyak 20 pasang atau total peserta sebanyak 40 orang pelaku wisata dari masing-masing desa/kecamatan dapatkan program pelatihan pengelolaan desa wisata. Secara resmi acara tersebut dibuka oleh Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar.
"Saya kira ini penting untuk terus berlanjut, terus berbenah sekaligus selalu mengadakan interaksi-interaksi berkaitan dengan peningkatan SDM juga peningkatan desa wisatanya dalam rangka memberikan kenyamanan bagi para wisatawan," ucapnya.
Kegiatan digelar selama tiga hari. Dua hari materi berlangsung di Meeting Hall Resto Ongklok Wonosobo, dan sehari sisanya studi komparasi dilaksanakan di desa wisata Wisata Pekunden Banyumas, Jawa Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres