Umbul Jumprit Tetap Penuhi Kebutuhan Air Bersih bagi Masyarakat Temanggung, Meski Kemarau Sekalipun

Umbul Jumprit Tetap Penuhi Kebutuhan Air Bersih bagi Masyarakat Temanggung, Meski Kemarau Sekalipun

GUNUNGAN. Masyarakat Desa Tegalrejo mengusung gunungan saat grebeg suro di umbul Jumprit desa setempat, Rabu 19 Juli 2023.-Setyo wuwuh/temanggung ekspres-MAGELANG EKSPRES

TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Melimpahnya sumber mata air di Umbul Jumprit Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo, membuat masyarakat yang tinggal di sekitar umbul tersebut tidak pernah mengalami kekurangan air bersih.

Bahkan saat musim kemarau tiba umbul Jumprit tetap memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

Tidak heran, jika masyarakat yang mengkonsumsi dan memanfaatkan air dari umbul Jumprit ini menggelar tradisi Grebeg Suro. Tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat air bersih yang selama ini menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat.

Tidak hanya sebagai sumber mata air bagi masyarakat sekitar saja, umbul Jumprit ini juga dikenal sebagai hulu Kali Progo. Bagi umat Budha Umbul Jumprit ini merupakan tempat yang disucikan, sehingga setiap perayaan Hari Raya Waisak, umat Budha selalu melakukan prosesi pengambilan air suci di mata air yang tidak pernah mati sepanjang tahun ini.

BACA JUGA:Pemkab Temanggung Ajukan Tiga Raperda di Sidang Paripurna

"Grebeg ini hanya sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat yang luar biasa yang diberikan Allah SWT kepada kami,"ungkap Ketua Panitia Grebeg Suro Agus Susanto, Rabu 19 Juli 2023.

Menurutnya, tradisi ini sebenarnya sudah turun temurun dilakukan oleh nenek moyang masyarakat di sekitar umbul Jumprit. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun, sehingga sebagai generasi penerus masyarakat berusaha mempertahankan tradisi ini.

"Grebeg Suro untuk menyambut Tahun Baru Muharram 1445 Hijriyah, biasanya memang dilakukan di awal bulan Suro," tuturnya.

Grebeg yang diikuti oleh ribuan warga ini diawali kirab para peserta dengan mengenakan pakaian adat Jawa membawa sejumlah gunungan hasil bumi dan tumpeng berjalan mengelilingi Dusun Jumprit dan berhenti di lapangan parkir Umbul Jumprit.

Setelah itu sejumlah remaja putri dengan membawa kendi dipimpin oleh Kepala Desa Tegalrejo Wigati mengambil air di Umbul Jumprit, kemudian air tersebut digunakan untuk prosesi "jamasan" kuda lumping yang merupakan salah satu kesenian di desa tersebut.

BACA JUGA:Mengintip Uniknya Tradisi Suran Manten Lurah Traji di Temanggung

Selanjutnya dilakukan doa bersama yang dipimpin tokoh agama setempat, kemudian grebeg gunungan oleh masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

"Grebeg tahun ini dengan tema "open punden" atau melestarikan budaya leluhur yang bertujuan untuk mempersatukan semua umat," katanya.

Selain itu, katanya kegiatan ini sebagai rasa syukur atas karunia Allah bahwa di tempat ini ada sumber mata air Jumprit yang tidak pernah mengering dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres