Strategi Pemkot Magelang Buka Jalan Bagi Penyandang Disabilitas Menuju Insan yang Berdaya

Strategi Pemkot Magelang Buka Jalan Bagi Penyandang Disabilitas Menuju Insan yang Berdaya

Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz beserta jajaran usai mewisuda alumni BLK-PROKOMPIM-KOTA MAGELANG

Sebelum menekuni kerajinan batik, Naomi membuka jasa pijat/terapi tradisional. Dia mengaku tidak akan meninggalkan profesinya itu. meski sekarang dia piawai membatik.

"Kami sebagai penyandang disabilitas merasa tersanjung dan bangkit bahwa kami bisa berkarya, membangun diri, berbuat untuk diri sendiri jadi tidak terlalu menjadi benalu/menggantungkan orang lain," ungkapnya.

Japri Difa sendiri merupakan penerjemahan dari program unggulan Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz berupa pemberdayaan masyarakat, sekaligus mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Kota Magelang.

BACA JUGA:Tumbuh Subur! Kota Magelang Tambah 500 Wirausahawan Baru Lagi

Secara rutin, ada belasan penyandang kebutuhan khusus di Kota Magelang yang mengikuti program pelatihan membatik itu. Setelah kelas selesai, mereka akan diwisuda bersama dengan 500 alumni pelatihan di Kota Magelang tiap semester.

Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz mengungkapkan, dengan adanya pelatihan ini diharapkan Kota Magelang diisi oleh orang-orang yang menghasilkan karya dan memiliki nilai jual yang tinggi.

Menurutnya, program pembangunan harus dirasakan semua pihak. Termasuk para penyandang disabilitas, tidak boleh ada pembedaan atau dikotomi.

"Kita dorong, pemerintah sebagai kolaborator dan fasilitator, untuk menciptakan lapangan kerja ataupun event untuk mendukung pemasaran hasil karya mereka," ungkapnya.

Tidak hanya dilatih bagaimana cara membatik, para difabel ini secara khusus juga dibekali teknik pemasaran secara digital.

Pelatihan pemasaran digital merupakan kolaborasi lintas lembaga antara lain Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, BPSDM Provinsi Jateng, Disnaker Kota Magelang, dan Telkom Indonesia.

Kepala Disnaker Kota Magelang Wawan Setiadi mengatakan, penyandang disabilitas sebenarnya memiliki kecakapan untuk memasarkan produk-produk mereka.

Pelatihan digital marketing merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan pelatihan kewirausahaan untuk penyandang disabilitas yang bersumber dari dana APBD dan APBN.

"Saat ini sudah ada 32 alumni pelatihan membatik dan pemasaran secara digital untuk para penyandang disabilitas," ujarnya.

Para peserta Japri Difa, merupakan pekerja difabel dengan keterbatasan tuna daksa, tuna grahita, tuna rungu, lambat daya tangkap, lambat jalan, lambat gerak kaki dan tangan.

Sebelumnya, mereka dilatih membatik, menggambar pola, menggambar memakai malam (lilin), mencanting, mewarnai, dan sebagainya hingga menjadi kain batik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: prokompim kota magelang