Ini Alasan Prajurit Nusantara Tidak Memakai Baju Zirah Seperti Ksatria Kerajaan di Eropa

Ini Alasan Prajurit Nusantara Tidak Memakai Baju Zirah Seperti Ksatria Kerajaan di Eropa

Perbedaan baju zirah yang dikenakan bangsa Eropa dan bangsa Nusantara di era lampau bisa terlihat dari foto lukisan (kiri) prajurit Eropa (kanan) lukisan Mahapatih Gajah Mada.-TANGKAPAN LAYAR-CANVA

1. Filosofi Perang

Perang dalam budaya Jawa dan Nusantara dipandang bukan hanya sebagai pertempuran fisik, tetapi juga sebagai pertempuran spiritual dan moral.

Filosofi perang yang kuat ini menekankan pentingnya keberanian, kejujuran, dan klausul spiritual. Tak jarang kita sering mendapati orang-orang Jawa menggunakan istilah laku, pertapa, semedi, dan spiritual lainnya.

Prajurit kerajaan di Nusantara lebih percaya pada perlindungan spiritual dan dukungan dari para leluhur daripada pada perlengkapan fisik seperti baju zirah.


Lukisan perang kerajaan Nusantara--

2. Mobilitas dan Fleksibilitas

Baju zirah dapat sangat berat dan membatasi gerakan setiap prajuritnya. Berbeda dengan kerajaan-kerajaan di Eropa yang memang memiliki budaya di perang terbuka lengkap dengan formasi andalan masing-masing kerajaan.

Di Nusantara, ketika medan pertempuran pecah maka prajurit yang gesit dan lincah akan menjadi pemenangnya.

Nusantara sendiri memiliki hutan tropis yang sangat lebat, sehingga tidak mungkin kala terjadi sebuah perang besar jarak dekat dengan sistem formasi andalan masing-masing kerajaan.

Mobilitas dan fleksibilitas dapat menjadi keunggulan strategis. Prajurit Nusantara memilih untuk tidak memakai baju zirah agar dapat bergerak dengan lebih leluasa dan mengakses medan yang sulit dijangkau oleh prajurit yang lebih terbelenggu oleh perlengkapan berat.

3. Lingkungan Tropis

Nusantara menjadi salah satu wilayah dengan iklim tropis.

BACA JUGA:TERUNGKAP! Lokasi Pusat Kerajaan Mataram Kuno Bukan di Jogjakarta Faktanya Ada Di Sini

Kerajaan Nusantara iklim panas dan lembap sehingga memakai baju zirah dalam kondisi seperti ini bisa membuat prajurit cepat kelelahan dan mudah terkena panas.

Oleh karena itu, prajurit lebih memilih untuk tidak memakai baju zirah untuk menghindari rasa gerah ketika perang terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: