Legenda Candi Asu di Magelang, Putri Raja Cantik Jelita Dikutuk jadi Lembu Berwajah Anjing

Legenda Candi Asu di Magelang, Putri Raja Cantik Jelita Dikutuk jadi Lembu Berwajah Anjing

Legenda Candi Asu di Magelang, Putri Raja Cantik Jelita Dikutuk jadi Lembu Berwajah Anjing-DOKUMEN-DINAS KEBUDAYAAN MAGELANG

MAGELANG, MAGELANG EKSPRES -- Ada salah satu candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di Kecamatan Dukun, Kabupaten MAGELANG. Namun, penamaan candi ini berbeda dari candi-candi pada umumnya. Pasalnya, candi kecil yang berada di Desa Sengi, Kecamatan Dukun ini dinamai dengan "Candi Asu". Asu dalam bahasa Jawa disebut dengan anjing.

Lantas bagaimana ceritanya? Mengapa dinamai dengan Candi Asu? Apakah karena bentuknya yang memang menyerupai anjing? Simak penjelasan berikut ini.

Berdasarkan catatan sejarah diketahui bahwa Candi Asu Sengi berasal dari zaman Kerajaan Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya atau Mataram Hindu.

Candi Asu diyakini dibangun pada abad ke-9 masehi, berdasarkan prasasti Sri Manggala I (874 M), Sri Manggala II (876 M), dan Kurambitan.

Candi dibandun saat Rakai Kayuwangi dari Wangsa Sanjaya berkuasa. Pada prasasti tersebut juga tertulis bahwa Candi Asu di Desa Sengi merupakan tempat ibadah untuk memuja para dewa dan arwah leluhur masyarakat Mataram Kuno yang pemeluknya mayoritas beragama Hindu.

BACA JUGA:FAKTA TERBARU! Patung Tanpa Kepala Candi Borobudur Sudah Tertuang dalam Al Quran?

Berbeda dengan candi Hindu pada umumnya, bangunan Candi Asu Sengi saat ini tampak tidak utuh. Bagian atap tidak ada. Beberapa bagian dindingnya juga terlihat polos tidak berukir relief.

Menurut pendapat para ahli arkeolog, candi ini diduga memang belum selesai dibangun. Konon katanya, saat proses pembangunan selama 15 tahun, pada abad ke-9 terjadi letusan dahsyat Gunung Merapi.

Letusan dahsyat ini konon tidak saja membuat proses pembangunan Candi Asu tak selesai. Candi Borobudur dan istana Kerajaan Mataram Kuno yang ada di wilayah Magelang-Jogjakarta bahkan luluh lantah.

Para pejabat kerajaan bersama prajurit tersisa pun akhirnya mengungsi dan mendirikan istana baru di daerah Jawa Timur, yang kelak menjadi cikal bakal kerajaan-kerajaan seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit.

BACA JUGA:Candi Lumbung Mulai Direlokasi ke Dukun

Setelah erupsi dahsyat Merapi pada abad ke-9 masehi, material vulkanik mengubur Candi Asu Sengi selama ratusan tahun.

Candi ini baru ditemukan lagi oleh seorang peneliti Belanda yang kemudian dibantu warga untuk melakukan ekskavasi dengan menggali dan mebangun reruntuhan candi.

Mitos yang beredar di masyarakat bahwa Candi Asu Sengi adalah bentuk simbolis dari Dewindani yang dikutuk oleh dewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres