Ngalap Berkah yang Dibolehkan dan Dilarang dalam Islam

Ngalap Berkah yang Dibolehkan dan Dilarang dalam Islam

Ustadz Muhammad Wasitho--

MAGELANG EKSPRES - At-Tabarruk adalah mencari barakah atau mengharapkan keberkahan. Di masyarakat lebih dikenal dengan istilah ngalap berkah. Islam sudah mengatur tentang hukum ngalap berkah. Namun banyak orang yang salah memaknai ngalap berkah yang diperbolehkan dalam syariat Islam. Maka pentingnya membekali ilmu agar tidak terjebak dalam dosa kesyirikan.

Ustadz Muhammad Wasitho dalam kajian Madeenah (Madrasah Diniyyah) menjelaskan tentang At-Tabarruk atau ngalap berkah yang diperbolehkan dan dilarang dalam Islam. Yang dimaksud berkah adalah sesuatu yang mengandung kebaikan yang banyak dan bertambah, berkah itu artinya adalah sesuatu yang mengandung kebaikan yang banyak dan bertambah secara terus menerus (langgeng) tidak ada habis-habisnya.

Maka ketika seseorang disifati oleh Allah sebagai hamba yang berkah maksudnya hamba tersebut adalah hamba yang mendatangkan manfaat dan kebaikan, bagi dirinya maupun orang lain dan kebaikannya selalu bertambah terus menerus sehingga menjadi, sangat banyak. “Ilmunya berkah, sehingga ilmu yang diajarkan mendatangkan pahala, mendatangkan ridha Allah dan manfaat baginya dan bagi orang lain di dunia dan akhirat. Umurnya berkah, orang tersebut menggunakannya masa hidupnya sampai meninggal dunia untuk hal-hal yang mengandung kebaikan dan manfaat, hal-hal yang mendatangkan pahala dan ridha Allah secara terus menerus bahkan sekali pun dia sudah meninggal dunia, pahalanya terus mengalir,” ungkapnya.

Disebutkan, At-Tabarruk atau ngalap berkah ditinjau dari hukumnya terbagi menjadi dua macam. Yakni :
1. Ngalap berkah yang disyariatkan
2. Ngalap berkah yang tidak disyari'atkan

Ngalap Berkah yang disyariatkan 

Ngalap berkah yang hukumnya disyariatkan adalah yang sudah diketahui secara pasti dalilnya. Seperti mencari berkah pada Al-Qur'an. Sebab, Al-Qur'an adalah firman Allah (kalamullah) yang betul-betul mengandung berkah.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur'an,

وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ

"Dan inilah (Al-Qur'an) sebuah kitab yang Kami telah menurunkannya dengan penuh berkah." (QS. An-An'am: 92 dan 155).

Di antara bentuk keberkahan Al-Qur'an bahwasanya Al-Qur'an itu memberikan petunjuk dan hidayah bagi hati-hati manusia, Al-Qur'an dapat mendatangkan kesembuhan dari segala penyakit jasmani maupun rohani, Al-Qur'an dapat memperbaiki akhlakul karimah dan jiwa-jiwa yang rusak atau kotor dan berpenyakit. Dan masih banyak.

Bagaimana cara mendapatkan keberkahan dari Al-Qur'an?

Dijelaskan Ustadz Wasitho, yakni dengan cara dibaca kemudian direnungkan maknanya, ditadabburi maknanya, kemudian diamalkan dan diajarkan. Sehingga Al-Qur'an mendatangkan ķeberkahan kepada seorang hamba yang membacanya, yang mengamalkannya dan mengajarkannya. Kemudian di antara contoh ngalap berkah yang syar'i yaitu mencari berkah pada tempat, seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi. Ini termasuk tempat-tempat yang mengandung berkah.

Bagaimana cara mendapatkan keberkahan pada Masjidil Haram dan Masjid Nabawi?

Menurut Ustadz Wasitho, yakni dengan cara melakukan ibadah di dalam masjid tersebut, melakukan ibadah shalat yang wajib maupun yang sunnah, kemudian melakukan thawaf di sekeliling Ka'bah, kemudian berdoa (berdzikir), menghadiri kajian-kajian yang ada di dalamnya, memperbanyak istighfar dan taubat kepada Allah. Maka pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah karena tempatnya mengandung berkah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres