Ratusan Sekolah di Wonosobo Kekurangan SDM Pengelola Perpustakaan

Ratusan Sekolah di Wonosobo Kekurangan SDM Pengelola Perpustakaan

DITEMUI. Kepala Dinas Arpusda Wonosobo Musofa saat ditemui wawancara di ruangannya, Rabu (18/10) kemarin. -Mohammad Mukarom-magelangekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Terdapat ratusan sekolah baik di jenjang SD, SMP, atau SMA di Wonosobo kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk tata kelola perpustakaan di lingkup satuan pendidikan.

Terpaksa, Arpusda sarankan tenaga pendidik di sekolah harus merelakan waktunya untuk membagi jadwal piket dalam memanajemen perpustakaannya.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Wonosobo, Musofa dalam agenda liputan peringatan Hari Perpustakaan Sekolah Internasional, Rabu (18/10) kemarin.

BACA JUGA:37 Wilayah di Wonosobo Terdampak Pipa Bocor

"Secara SDM memang terbatas ya. Jadi kami berharap, guru atau karyawan di satuan pendidikan agar bisa bergantian untuk turut mengelola perpustakaan," katanya saat ditemui di ruangannya.

Musofa mengungkapkan, hampir seluruh jenjang sekolah di Kabupaten Wonosobo memiliki perpustakaan. Namun tidak semua perpustakaan memiliki petugas khusus untuk mengelola perpustakaan.

Pihaknya mengatakan, Dinas Arpusda mustinya tak dapat berjalan sendiri untuk memberikan atensi terhadap kondisi perpustakaan sekolah. Melainkan harus ada peran dari pihak-pihak lain yang berhubungan langsung dengan satuan pendidikan.

"Data perpustakaan dan data terkait SDM di perpustakaan memang ada di kami. Arpusda butuh menyelesaikan ini bersama pihak-pihak terkait, terutama persoalannya di lingkup satuan pendidikan," jelasnya.

BACA JUGA:Perpustakaan Mata Pena di Wonosobo Jadi Pusat Belajar, Miliki 1.000 Koleksi Buku

Musofa mengaku prihatin akan hal tersebut, terlebih dalam memperingati Hari Perpustakaan Sekolah Internasional belum dapat menjadi momentum khusus untuk memperbaiki manajerial tata kelola perpustakaan.

Sehingga, kata Musofa, adanya kekosongan posisi bagian pengelolaan perpustakaan tersebut dapat mengakibatkan fasilitas literasi di lembaga pendidikan tidak dapat termanfaatkan secara optimal.

"Ini jadi evaluasi ke depan. Sebenarnya Arpusda dulu punya agenda khusus di hari-hari penting seperti ini. Terimakasih kepada rekan media yang telah meliput berita ini sehingga bisa menjadi pengingat kita, tentunya akan kita susun strategi ke depan bersama pihak lainnya," jelas Musofa.

Berdasarkan hasil survei tingkat kegemaran membaca tahun 2022, Kabupaten Wonosobo baru mencapai 61,69 persen dan berada di bawah capaian rata- rata Provinsi Jawa Tengah yaitu 70,76 persen.

Sementara untuk Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat di Wonosobo pun baru mencapai angka 56,18 persen yang berarti posisinya masih berada di bawah capaian rata-rata Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 74,36 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres