TPA Wonorejo Wonosobo Kritis, Galakkan Pembangunan TPS3R

TPA Wonorejo Wonosobo Kritis, Galakkan Pembangunan TPS3R

TPA. Situasi di TPA Wonorejo Kabupaten Wonosobo, Rabu (8/10). -Mohammad Mukarom-magelangekspres

WONOSOBO, MAGELANGEKSPRES - Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonosobo, TPA Wonorejo dengan kapasitas sekitar 3 hektar itu kondisinya kini kritis. Tahun 2025, diperkirakan TPA akan tutup karena sudah tidak bisa menelan sampah lagi.

Kepala DLH Endang Lisdiyaningsih mengungkapkan, salah satu strategi penanganan sampahnya adalah dengan berupaya memperbanyak membangun TPS3R di berbagai lapisan wilayah di Wonosobo.

"Ada beberapa wilayah sudah punya Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R). Kita usahakan untuk pengadaannya bisa merata di Wonosobo," katanya saat ditemui di ruangannya baru-baru ini.

BACA JUGA:Pemerintah Upayakan Pengadaan TPS3R di Kecamatan Garung Wonosobo

Menurut Endang, dengan menggalakkan pembangunan TPS3R diharapkan mampu mengurangi sampah yang masuk ke TPA. Inisiatif itu berkesinambungan dengan kebijakan residu sampah 30 persen.

Anggarannya menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan anggaran dari PUPR.

Disebutkan, TPS3R sudah didirikan di Kecamatan Sukoharjo yang mencakup desa-desa setempat dan 5 desa di kecamatan sekitar. Kapasitas penerimaan sampah residu maksimal hingga 4 ton perhari.

Kemudian TPS3R di Desa Dieng Kecamatan Kejajar  Kapasitas yang mampu menampung sampah residu atau sampah pilahan dari dengan kapasitas sampai 3 ton perhari.

"Terus ada juga di kawasan Kecamatan Wadaslintang yaitu TPST untuk 5 ton sampah perhari, TPS3R di Talunombo Sapuran sudah ada, kemudian juga TPS3R di kawasan Desa Tieng Kejajar," paparnya.

BACA JUGA:Liga 3 Jawa Tengah : PSIW Wonosobo Sukses Curi Poin di Kandang Persibas Banyumas

Tak hanya itu, Endang membeberkan bahwa pihak Pemkab sedang melakukan pengadaan hanggar pengelolaan sampah yang ditargetkan mampu mengolah residu maksimal sebanyak 3 ton perhari.

Realisasi pembangunan direncanakan melalui APBD bersama dengan proses usulan pembangunan pabrik pengolahan sampah kapasitas 50 ton perhari untuk Refuse Derived Fuel (RDF) atau sebagai bahan bakar pengganti batu bara pada tahun depan.

"Khusus untuk RDF ini menjadi progres signifikan dalam penyelesaian residu sampah sehingga tdk tertumpuk di TPA Wonorejo," ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga membocorkan terkait pembangunan Pusat Daur Ulang (PDU) melalui pendanaan dari Kementerian DLHK yang diproyeksikan untuk bisa mengelola limbah sampai dengan 10 ton pada tahun 2024 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres