Filosofi Jenang 7 Rupa Pada Tradisi Mitoni Oleh Masyarakat Suku Jawa

Filosofi Jenang 7 Rupa Pada Tradisi Mitoni Oleh Masyarakat Suku Jawa

Filosofi Jenang 7 Rupa Pada Tradisi Mitoni Oleh Masyarakat Suku Jawa-@jogjabikinlaper-Instagram

6. Jenang Ijo

Jenang ijo bila dilihat dari jenis umumnya yakni bubur kacang ijo memiliki filosofi yang mengarahkan pada segi keagamaan.

Jika bagi umat muslim, jenang ijo menjadi sebuah petuah agar selalu mencintai Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya sebagai pedoman dalam berkehidupan.

BACA JUGA:Resep Bubur Blendrang: Makanan Khas Gunungpring Muntilan yang Jadi Makanan Buka Puasa Para Pasukan Diponegoro

7. Jenang Putih

Terakhir jenang putih menjadi sebuah bubur yang menyiratkan pesan agar selalu menjaga diri dari segala perbuatan tercela.

Keseluruhan jenis jenang yang tersaji dalam tradisi Mitoni oleh masyarakat Jawa tentu saja membawa pesan-pesan baik untuk sang calon ibu beserta janin.

Uniknya upacara Mitoni hanya akan dilakukan pada kehamilan anak pertama. Anak kedua maupun seterusnya secara umum tidak dilakukan adat Jawa ini.

Jika ditelaah kata Mitoni berasal dari kata "Amitoni" yang terdiri dari kata kerja "Am" yang berarti melaksanakan dan "pitu" yang diartikan hitungan ketujuh.

BACA JUGA:Asal-usul Yangko: Makanan Khas Yogyakarta Kegemaran Para Bangsawan, Ada Resepnya yang Bisa Dicoba Dirumah !

Oleh sebab itu "Amitoni" yang disingkat menjadi Mitoni merupakan sebuah upacara adat Jawa yang dilaksanakan pada bulan ketujuh masa kehamilan anak pertama.

Tradisi adat Jawa yang hanya dilakukan kepada sang calon ibu atau wanita ini akan melewati 7 tahapan yang memiliki pemaknaannya masing-masing.

Namun kegiatan Mitoni secara keseluruhannya merupakan harapan agar sang janin beserta ibu yang mengandung senantiasa diberikan keselamatan (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: