Kementerian Agama RI Tanggapi Elia Myron Soal Reformasi Tafsir Al Quran

Kementerian Agama RI Tanggapi Elia Myron Soal Reformasi Tafsir Al Quran

(Kiri) Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Dr H Wawan Djuanedi MA, (Kanan) Elia Myron--MAGELANG EKSPRES

MAGELANGEKSPRES -- Kementerian Agama (Kemenag) RI merespons kegaduhan media sosial tentang upaya reformasi tafsir ayat Al Quran. Di mana dalam tafsir Kemenag RI, Surat Al A'raf turut mengutip kitab-kitab agama samawi lainnya, yang kemudian diprotes oleh TikTokers Elia Myron.

Seperti diketahui, media sosial TikTok dihebohkan dengan pernyataan Elia Myron yang membahas tafsir ayat Injil dalam Al Quran.

Dalam video yang diunggah di akun TikToknya, Elia Myron meminta agar Kemenag RI melakukan reformasi terhadap ayat-ayat Injil tersebut dalam tafsir Al Quran.

Pernyataan ini mendapatkan beragam komentar dari netizen. Seorang perempuan muslim, lewat akun @Nisrinaghaniem juga menegaskan bahwa tafsir kitab suci agama Islam memang sudah lama dan tetap tidak berubah.

BACA JUGA:Inilah Profil Elia Myron yang Minta Kemenag Reformasi Tafsir Al Quran

Elia Myron saat ini tengah menjadi perhatian di media sosial TikTok. Dia memliki lebih dari 283 ribu pengikut.

Elia Myron terkenal sebagai sosok yang berani dan tegas dalam menyuarakan pendapatnya, meskipun kontroversial.

Dalam salah satu video TikToknya, Elia Myron meminta Kemenag RI mereformasi berkaitan dengan tafsir Al Quran pada Surat Al Araf ayat 157 yang dibuat Kemenag RI. Ia menegaskan bahwa yang ia kritik adalah tafsir Kemenag soal ayat tersebut, bukan ayat di dalam Al Quran.

"Salah memahami berkaitan dengan surat terbuka saya kepada Kementerian Agama mengenai ayat-ayat Injil di mana beliau menyimpulkan bahwa saya meminta untuk mereformasikan kitab suci mereka. Hal ini pun merupakan kesalahan dari daya tangkap," ujar Elia Myron.

BACA JUGA:Dapatkan Keberuntungan dengan Banyak Beramal Sholeh di Hari Jumat

Menurutnya, yang dia maksud adalah reformasi berkaitan dengan tafsir Al Quran yang mengutip kitab Injil.

"Keyakinan kami tidak digunakan untuk mendukung tafsir keyakinan lain. Karena bagaimanapun ayat-ayat Injil dalam kekristenan hanya dimengerti oleh kami sendiri,” katanya.

Merespons surat terbuka Elia, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Dr H Wawan Djuanedi MA, saat diwawancara di Magelang, Jumat, 24 November 2023 menjelaskan bahwa terkait penafsiran Al Quran, sebenarnya sejak dulu merupakan tradisi para ahli kitab agama.

"Tafsir Al Quran oleh Kemenag memang sebagian ada yang mengutip dari Perjanjian Baru. Itu sudah tradisi sejak lama. Dalam Islam itu namanya metodologi Israiliyat yang berarti  berita-berita yang dibawa oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani yang masuk Islam," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres