Kementerian Agama RI Tanggapi Elia Myron Soal Reformasi Tafsir Al Quran

Kementerian Agama RI Tanggapi Elia Myron Soal Reformasi Tafsir Al Quran

(Kiri) Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama Dr H Wawan Djuanedi MA, (Kanan) Elia Myron--MAGELANG EKSPRES

BACA JUGA:Jangan Biarkan Rumahmu Seperti Kuburan, Hiasi Rumahmu dengan Membaca Al Qur'an

Lalu dari Israiliyat ini, lanjut Wawan Djunaedi, juga telah melalui diskusi panjang melibatkan para tokoh agama dan ahli kitab.

"Ahli-ahli kitab itu tentu saja dari kitab-kitab Samawi. Jadi teknik kutip dari metodologi Israiliyat ini adalah hal yang sangat biasa. Dari dulu sampai sekarang juga tidak ada masalah," ungkapnya.

Wawan Djunaedi juga berharap masyarakat di era terbuka saat ini lebih berhati-hati dan menahan diri, bila mengangkat tentang isu keagamaan. Pasalnya, dalam moderasi beragama yang terpenting adalah saling menghargai apapun bentuknya.

"Jangan sedikit-dikit menilai buruk lalu diluapkan di media sosial. Padahal si akun TikTok ini kan dia bukan ahli sejarah, bukan ahli kitab. Bisa jadi justru tidak tahu sejarah panjangnya. Tapi tiba-tiba menanggapi penafsiran Al Quran. Ini kan buru-buru namanya," kata Djunaedi.

BACA JUGA:Pemkot Magelang Dorong Moderasi Pendidikan Agama Diterapkan di Semua Sekolah

Mestinya, sebelum melayangkan kritik, apalagi meminta reformasi tafsir Al Quran, harusnya Elia melakukan konsultasi dulu kepada para ahli kitab.

"Makanya semangat moderasi beragama ini juga untuk edukasi bahwa sebelum mengeluarkan statment sebaiknya konfirmasikan dulu dengan ahlinya. Jangan terburu-buru yang akhirnya menimbulkan multitafsir dan kegaduhan di masyarakat," tandas Wawan Djunaedi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres