Jelang 22 Tahun Rawat Ruwat Borobudur, Masyarakat Desa Kenalan Diajak Belajar Memanfaatkan Air Hujan
DISKUSI. Warga Desa Kenalan Kecamatan Borobudur mengikuti dialog budaya dan pentas seni di Balai desa Kenalan, Jumat (15/12).-HENI AGUSNINGTYAS-MAGELANG EKSPRES
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES - Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang merupakan salah satu desa dengan jarak 15 kilometer dari kawasan Candi Borobudur.
Letaknya yang di daerah perbukitan membuat masyarakatnya kesulitan air saat musim kemarau tiba.
Bahkan masyarakat harus mengeluarkan biaya untuk membeli air meski tidak dalam kemarau panjang.
Permasalahan ketersediaan air tersebut yang menjadi topik pembahasan Dialog Budaya dan Pentas Seni dalam rangka 22 tahun Ruwat Rawat Borobudur dan 32 tahun penetapan Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia, Jumat, 15 Desember 2023.
BACA JUGA:Kisah Pilu Korban Kecelakaan Bus PO Handoyo: Pamit Pergi Jauh, Memberikan Alpukat
Dengan mengambil tema "Marwah Air Hujan Bagi Kehidupan" diskusi menghadirkan pakar dari BRIN, Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman Jogjakarta, pelaku UMKM, akademisi dan TWCB, serta Prof Muji Susanto, Dr Budiana Setiawan, Dr Wiliem Chan, Novita Siswayanti, Wardi dan Sri Wahyuningsih.
Ketua Panitia Ruwat Rawat Borobudur ke-22, Eri Kusuma Wardani mengungkapkan kegiatan diskusi budaya selain juga ada dialog juga ada penampilan kesenian dari Desa Kenalan.
Seperti angklung, geduruk, kelompok kesenian pitutur dan ada pengenalan potensi kerajinan dari Desa Kenalan seperti batik.
"Kenalan kan salah satu desa yang masih bagian dari Borobudur letaknya yang jauh dari candi untuk meningkatkan sumber perekonomian masyarakatnya harus lebih kreatif," katanya.
BACA JUGA:Perangi Stunting, PLN Berikan Dukungan Penuh Lewat Program Desa Mandiri Gizi
Desa kenalan yang letaknya dalam perbukitan, memiliki kendala ketersediaan air. Oleh karenanya dalam diskusi budaya ini membahas malah air.
Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di Desa Kenalan untuk memanfaatkan air hujan.
"Dialog budaya ini kami mendatangkan narasumber yang bisa memberikan ilmu terkait bagaimana memanfaatkan air hujan," tambahnya.
Sri Wahyuningsih, Founder Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman Jogjakarta salah satu pembicara yang mengajak warga masyarakat Desa Kenalan untuk belajar memanfaatkan air hujan. Menurutnya, air hujan banyak sekali manfaatnya asal bisa pengelolaannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres