Mengenal Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di Kabupaten Semarang, Inilah Sejarah Candi Gedong Songo

Mengenal Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di Kabupaten Semarang, Inilah Sejarah Candi Gedong Songo

bangunan candi gedong songo yang terletak di kaki gunung ungaran-irham maulana-tangkap layar Google Maps

MAGELANGEKSPRES - Kabupaten Semarang, memiliki destinasi wisata sejarah yang wajib untuk dikunjungi dan dipelajari. Wisata tersebut adalah Candi Gedong Songo. 

Candi ini terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang

Candi bercorak Hindu ini merupakan peninggalan sejarah sekaligus bukti bahwa pesatnya perkembangan agama Hindu di Indonesia terutama di pulau Jawa. 

Candi Gedong Songo merupakan destinasi wisata favorit Kabupaten Semarang. Candi ini tersebar di lereng Gunung Ungaran. 

Penemu dari Candi Gedong Songo adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada masa penjajahan Indonesia oleh Belanda, yaitu Thomas Stamford Raffles pada tahun 1804.

BACA JUGA:Ini Wajah Baru Aliran Sungai Kalibening di Magelang yang Sebelumnya di Penuhi Sampah 

Candi ini mulai dipelihara oleh pemerintah Indonesia dan sekarang menjadi destinasi wisata Kabupaten Semarang yang begitu menarik untuk dikunjungi. 

Nama Candi Gedong Songo, diambil dari 2 kata. Gedong artinya bangunan, dan Songo adalah bahasa Jawa yang memiliki arti sembilan. 

Jadi, dapat Candi Gedong Songo merupakan candi dengan bangunan candi yang berjumlah 9. 

Untuk lebih mendalami tentang Candi Gedong Songo, inilah sejarah Candi Gedong Songo yang patut untuk diketahui. 

Candi Gedong Songo dibangun sekitar abad ke 8 yaitu pada masa dinasti Sanjaya. 

Candi ini merupakan candi yang bercorak Hindu, dibuktikan dengan adanya sosok patung  ganesha, Nandiswara, mahakala yaitu sosok dewa dan dewi yang disembah oleh penganut agama Hindu.

BACA JUGA:Pesona Pantai Greweng Di Gunungkidul, Memiliki Suasana Layaknya Di Hawaii, Berikut Rutenya 

Saat pertama kali ditemukan,  komplek candi ini dinamai dengan Candi Gedong Pitu (Pitu: tujuh), namun setelah diteliti dan digali lebih lanjut oleh arkeolog asal Belanda bernama Van Stein Callenfels pada tahun 1908 - 1911. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: