M Qodari: Jika PDIP Jadi Partai Oposisi Maka Inilah Komposisi yang Ideal

M Qodari: Jika PDIP Jadi Partai Oposisi Maka Inilah Komposisi yang Ideal

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai komposisi ideal bila PDIP jadi oposisi-ISTIMEWA-MAGELANG EKSPRES

JAKARTA, MAGELANGERKSPRES -- Hasil hitung cepat atau quick count Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh beberapa lembaga survei sudah hampir 100 persen. Hasilnya, pasangan nomor urut 02 Prabowo-Gibran hampir pasti menang satu putaran.

Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, hasil quick count atau hitung cepat Pemilu 2024 menunjukkan adanya potensi untuk menciptakan format pemerintahan yang seimbang, terutama dalam hal komposisi kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Meskipun masih bersifat sementara, Qodari memperkirakan bahwa PDI Perjuangan akan menjadi pemenang dalam Pemilu 2024 dan mendominasi di parlemen. Hal ini akan membentuk komposisi peta politik yang sangat ideal ke depannya.

"Komposisinya sudah sangat ideal. Pertama, presiden berasal dari Gerindra dan kemungkinan pemenang legislatif adalah PDI Perjuangan. Meskipun masih menunggu penghitungan kursi karena selisih antara PDI dan Golkar tidak terlalu jauh," kata M Qodari, Jumat, 16 Februari 2024.

BACA JUGA:Hitung Cepat Prabowo-Gibran Tembus 58 Persen, MUI Ajak Semua Pihak Lapang Dada dan Segera Rekonsiliasi

Qodari menambahkan bahwa meskipun dalam hitung cepat suara PDIP unggul, namun tidak menutup kemungkinan Golkar bisa menyalip dalam perolehan kursi. Hal ini disebabkan karena suara Golkar lebih banyak didominasi dari luar Jawa, sementara PDIP lebih kuat di Jawa.

"Bukan tidak mungkin Golkar masih bisa menjadi nomor satu karena mayoritas kursi Golkar berada di luar Jawa dan suara yang dibutuhkan untuk satu kursi lebih sedikit dibandingkan dengan suara di Jawa. Sementara itu, PDIP memiliki kekuatan yang kuat di Jawa," jelasnya.

Selanjutnya, Qodari menjelaskan bahwa dengan adanya dinamika hasil Pemilu 2024, terjadi 'divided government' di Indonesia. Hal ini berarti bahwa kekuasaan politik terbagi antara lembaga legislatif dan eksekutif yang dikuasai oleh partai yang berbeda.

BACA JUGA:Prabowo-Gibran Unggul 58 Persen Quick Count, M Qodari : Masyarakat Ingin Pilpres Sekali Putaran

Menurut Qodari, dengan situasi politik seperti ini, kontrol politik terhadap pemerintah akan semakin kuat.

"Dalam 'divided government', kontrol politik memiliki potensi untuk menjadi lebih kuat karena partai yang memenangkan eksekutif dan legislatif berbeda. Ini berarti ada peluang bagi presiden berasal dari Gerindra, ketua DPR RI dari PDI Perjuangan, dan kemungkinan besar Mbak Puan Maharani atau ketua DPR dari Golkar seperti Airlangga Hartarto," jelasnya.

Qodari, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran, menjelaskan bahwa perbedaan kekuasaan antara eksekutif dan legislatif akan menciptakan pemerintahan demokratis yang ideal.

Hal ini dikarenakan akan ada mekanisme check and balance antara kedua kekuatan tersebut, sehingga terjadi keseimbangan kekuasaan.

Dalam hal ini, variabel selanjutnya tergantung pada apakah PDI Perjuangan atau Golkar akan masuk ke dalam pemerintahan atau tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres