Tahun 2025 Wonosobo Tak Punya Lagi TPA, Ini Sebabnya!

Tahun 2025 Wonosobo Tak Punya Lagi TPA, Ini Sebabnya!

TPA. Kondisi terkini TPA Wonorejo, Kabupaten Wonosobo. -Mohammad Mukarom-Magelang Ekspres

Jika sampah ingin diselesaikan di TPA, maka tugas pemerintah sangat membutuhkan konsentrasi tinggi untuk menuntaskan salah satu isu daerah tersebut.

Hal-hal yang harus dipersiapkan pemerintah setidaknya minimal ada lahan seluas 3 hektar dan ada unit pengolahan sampah yang dapat mengakomodir 120 ton sampah perharinya.

"Kalau masyarakat ingin TPA yang jadi solusi utama, maka harus ada lahan luas dan unit yang layak, dan PUPR bisa bantu di sini. Tapi kenyataannya kan kita tidak punya lahan," ujarnya.

Jika bicara soal lahan, kata Endang, sebetulnya TPA mengalami perluasan wilayah. Pemerintah menebus lahan warga yang menjadi dampak longsoran sampah pada November 2023 lalu.

BACA JUGA:Waduh! Satu Hektar Lahan Warga Terkena Longsoran Sampah TPA, BPBD Beri Respons

Meski begitu, lahan tak begitu luas, dan tak bisa jadi alternatif untuk menambah volume sampah.

DLH tetap memperkirakan bahwa TPA Wonorejo akan ditutup karena sudah melebihi kapasitas.

Persoalan sampah selanjutnya, jika limbah ingin diselesaikan di desa masing-masing, Endang menyebut, pemerintah sudah tepat.

Sejumlah tempat telah didirikan Tempat Pembuangan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R), memberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengolah sampah.

"Kalau untuk pengorganisasian penanganan sampahnya rata-rata sudah, tinggal komitmen terhadap perencanaan, pembangunan, pembenahan pengolahan sampah di desa masing-masing. Kita sudah menyiapkan TPA khusus residu sampah dan pengurangan di daerah hilirnya," jelasnya.

Menurutnya, masyarakat seperti belum banyak yang siap untuk rencana penutupan TPA.

Walau DLH mengaku sudah berikan sosialisasi ke pihak desa, sayangnya, sosialisasinya mentok dan tak sampai ke masyarakat.

BACA JUGA:Kapasitas TPA Sanggrahan Temanggung Sudah Sangat Overload

"Ketika ada kebijakan atau aturan dan lainnya yang kami harap bisa bersinergi bersama, itu ada kalanya dari beberapa desa itu tidak sampai ke masyarakat. Kita hanya menyampaikan mentok tapi tak ada tindak lanjut di desa," katanya.

"(Masyarakat) yang penting iuran, sampah dibuang semua ke TPA, kalau ada masalah nanti mengancam akan dibuang di sungai. Ini sangat berat. Padahal kami siap kok untuk mendampingi mereka. Maka tadi, sampah mau selesai di mana sebenarnya," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres