Pedagang Tiban Alun-alun Kota Magelang Diberikan Hak Istimewa, Pemkot Dituding Pilih Kasih
Warga Magelang memanfaatkan kawasan Alun-alun sebagai tempat favorit untuk ngabuburit menunggu waktu buka puasa di tahun 2022 lalu.-TANGKAPAN LAYAR-INSTAGRAM : @/magelangreels
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES — Kebijakan Pemkot Magelang membuka lapak terbuka di kawasan Alun-alun selama Ramadan dengan puluhan pedagang tiban menuai pro dan kontra.
Sebagian warga menilai pembukaan lapak pedagang tiban tersebut membuat karakteristik Kota Sejuta Bungan dengan landmark Alun-alun itu berkurang.
Sejak hari pertama Ramadan lalu, puluhan pedagang tiban kuliner diberikan keleluasaan menjaja dagangan di kawasan tengah rumput Alun-alun.
BACA JUGA:WOW! Segini Besaran Uang Keamanan Polisi dan TNI Amankan Pilkada Kota Magelang 2024
Di satu sisi, kawasan itu sebenarnya sudah menyediakan sentra kuliner Tuin van Java yang posisinya berada di ujung utara.
Diakui pedagang Tuin van Java, adanya pedagang dadakan di tengah Alun-alun membuat tensi kompetisi semakin aktif.
Meski demikian, para pedagang Tuin van Java tak menghiraukannya.
“Namanya nyari rezeki ya silakan saja. Biasanya kalau di sini ramai pas Ramadan, tapi tahun ini turun (pengunjung) karena ada saingan,” ujar salah satu pedagang Tuin Van Java.
BACA JUGA:Hari Jadi 1118 Tahun Kota Magelang, Doa Bersama Lintas Agama Jadi Permulaan
Di sisi lain, para pengunjung mengeluhkan lantaran lapak pedagang tiban yang berada persis di tengah lapangan Alun-alun.
Padahal, di tahun sebelumnya warga biasa memanfaatkan aktivitas di kawasan rumput untuk menunggu datangnya waktu buka puasa atau ngabuburit.
Sekarang jangkauan mereka terbatas. Warga hanya bisa mengakses kawasan pinggir saja.
“Kita ke alun-alun nggak cuma mau jajan. Tapi ada aktivitas lainnya. Mohon pemerintah lebih bijak,” kata Sri Lestari, warga Jakarta yang mudik ke Kota Magelang.
BACA JUGA:Walikota Magelang Ungkap Cara Penanganan Kekerasan Terhadap Remaja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres