Zakat Fitrah Berupa Makanan Pokok, Kalau dengan Uang Mayoritas Ulama Menyatakan Tidak Sah

MAGELANG EKSPRES-Zakat fithri atau fitrah diwajibkan bagi setiap muslim, laki-laki maupun perempuan, orang yang merdeka atau budak, anak kecil atau orang dewasa.

Sehingga rata-rata umat Muslim mempunyai kewajiban untuk mengeluarkan zakat kecuali bagi yang tidak mempunyai ketersediaan makanan pada hari jelang Idul Fitri maka mereka berhak menerima zakat.

Agar tidak salah maka kita harus memahami ilmu tentang zakat. Diantaranya, apa bentuk zakat yang dikeluarkan, ukurannya berapa dan  kapan zakat itu boleh diserahkan ?

Ada beberapa hadits yang telah membahas tentang  ukuran dan bentuk zakat fitrah yang diserahkan ketika menjelang Idul Fithri.

BACA JUGA:Jangan Biarkan Lailatul Qadar Berlalu Tanpa Kita Bisa Meraihnya!

Ukurannya diperintahkan satu sho’, yaitu takaran antara 2,157-3,0 kg. Sedangkan bentuk zakat fitrah adalah dengan makanan pokok.

Kalau di Indonesia berupa beras sebagai makanan pokoknya.

Tidak boleh berupa uang. Mayoritas ulama menyatakan zakat fitrah dengan uang tidak sah.

Dalam hadits disebutkan dengan kurma, gandum, anggur atau keju, yaitu makanan pokok. Padahal nilai dari masing-masing makanan ini berbeda-beda.

Kalau seandainya uang itu dibolehkan untuk zakat fitrah, tentu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memerintahkan dengan makanan yang harganya sama jika diuangkan.

Namun kenyataanya, Rasulullah tidak pernah memerintahkan.

BACA JUGA:Bagaimana Mudik Kita Bisa Mendatangkan Pahala, Kata Ustadz Khalid Basalamah Niatkan Ini

Ini menunjukkan bahwa tidak tepat jika menunaikan zakat fitrah tersebut dengan uang.

Sehingga yang tepat, zakat fitrah harus sampai ke tangan fakir miskin (mustahiq) dengan makanan pokok (beras untuk di tempat kita), bukan dengan uang.

Sumber: magelang ekspres