Umat Buddha Semayamkan Api Dharma Mrapen di Candi Mendut, Sebagai Simbol Pencerahan dan Penyadaran Hidup

Umat Buddha Semayamkan Api Dharma Mrapen di Candi Mendut, Sebagai Simbol Pencerahan dan Penyadaran Hidup

Umat Budha Semayamkan Api Dharma Mrapen di Candi Mendut, Sebagai Simbol Pencerahan dan Penyadaran Hidup -Heni Agusningtiyas-Magelang Ekspres

BOROBUDUR, MAGELANGEKSPRES – Para Biksu dan umat Buddha melakukan ritual persemayaman Api Dharma yang diambil di sumber api alam Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah di Candi Mendut Magelang, Jawa Tengah, Selasa, 21 Mei 2024.

Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional, YM Bhikkhu Dhammavuddha Thera menjelaskan, Api Dharma dari Mrapen merupakan lambang yang memancarkan cahaya gemerlapan, menghapuskan keadaan suram menjadi terang dan yang memberikan semangat menembus ketidaktahuan dalam kehidupan ini.

"Dengan pancaran penerangan akan menjadikan kehidupan ini terayomi oleh tuntutan Dharma yang mampu melepaskan manusia dari belenggu penderitaan," katanya.

Api Dharma sebagai lambang semangat merupakan sarana peribadatan ritual umat Buddha yang senantiasa melahirkan pencerahan dan penyadaran dalam kehidupan ini.

BACA JUGA:Peringatan Waisak, Candi Borobudur Tetap Buka untuk Wisatawan, Ini Jam Kunjungannya

Ketua DPD Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah, Tanto Harsono mengatakan, Api Dharma itu sengaja diambil dari api abadi di Mrapen yang tidak pernah padam.

Api dharma, menurut dia, merupakan lambang yang memancarkan cahaya gemerlapan, untuk mengusir kegelapan agar menjadi terang. Serta memberikan semangat menembus ketidaktahuan dalam kehidupan di duni fana ini.

Dengan pancaran sinar api abadi itu akan merubah kehidupan ini menjadi terayomi oleh tuntutan dharma yang mampu melepaskan manusia dari belenggu penderitaan.

"Kita harapkan semangat kita, kehidupan kita, semua akan langgeng," harap Tanto, ditemui di sela pensakralan api dharma di Candi Mendut.

BACA JUGA:Bukan di Candi Borobudur, Ini Jadwal Terakhir Bhikkhu Thudong Merayakan Waisak

Setelah disakralkan, umat Buddha akan melaksanakan prosesi pradaksuna di Candi Borobudur.

Pradaksina merupakan tradisi meditasi dengan cara berjalan kaki mengelilingi stupa Candi Borobudur sebanyak 3 kali searah jarum jam.

Dalam pradaksina, para biksu berdoa dengan membaca mantera-mantera sesuai keyakinan masing-masing. Intinya, agar cita-citanya terkabul.

Kamis, 23 Mei 2024, sebagai puncak peringatan Tri Suci Waisak 2568 BE/ 2024, api dharma bersama air suci yang diambil dari Jumprit, Temanggung, dikirab menuju Candi Borobudur.

Dalam rangkaian peringatan Hari Raya Waisak 2024 ini, Walubi Jawa Tengah, berharap, terwujudnya kebersamaan dan kerukunan hidup umat beragama yang dilandasi cinta kasih dan welas asih. Hal itu menjadi rangkaian seluruh aktivitas Buddha Dharma Indonesia. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: