12 Ribu Hektar Lahan Kritis di Wonosobo, Belum Ada Penanganan

12 Ribu Hektar Lahan Kritis di Wonosobo, Belum Ada Penanganan

LINGKUNGAN. Acara Simposium Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024.-Agus Supriyadi-Magelang Ekspres

WONOSOBO,MAGELANG EKSPRES - Krisis lingkungan semakin mengkawatirkan. Persoalan sampah, sedimentasi, alih fungsi lahan telah mendorong terganggunya keseimbangan ekosistem.

Wonosobo menjadi salah satu kabupaten pegunungan yang alami krisis lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup mencatat bahwa terdapat 12 ribu hektar (Ha) lahan kritis, 1782 mata air hilang dan penggunaan pestisida yang berlebihan di sektor pertanian.

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo tahun 2023 sebesar 76,28. Indikator penyusunnya, yakni Indeks Kualitas Air sebesar 74,26, Indeks Kualitas Udara sebesar 85,86, dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan sebesar 62,04. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas lingkungan hidup sudah mengkhawatirkan.

BACA JUGA:Ada 36 Ribu Hektar Lebih Lahan Kritis di Wonosobo

"Untuk itu, berbagai upaya pemulihan lingkungan menjadi prioritas yang harus dilakukan," ungkap Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Pemkab Wonosobo, Yusuf Haryanto, dalam acara Simposium Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, belum lama ini.

Menurutnya, sudah sepatutnya pemkab mampu meningkatkan capaian pengelolaan sampah. Sebab, sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi masalah serius, yang mengancam kelestarian lingkungan.

#Perkuat komitmen bersama dalam melaksanakan upaya pelestarian lingkungan hidup, dengan menggerakkan aksi nyata peduli lingkungan,” katanya.

Yusuf menambahkan, upaya pelestarian lingkungan secara masif menjadi langkah penting. Dimulai dari menumbuhkan kesadaran masyarakat atas isu lingkungan untuk mendorong partisipasi dalam melestarikan lingkungan hidup.

BACA JUGA:Wonosobo Hanya Punya 4 Penghulu, Kemenag Kewalahan di Musim Lebaran

“Mengingat pertanian adalah salah satu sektor unggulan kabupaten kita, maka diperlukan kebijakan dalam pengolahan lahan. Yakni, penerapan praktik pertanian ramah lingkungan, untuk mengurangi erosi lahan dan kerusakan akibat penggunaan pestisida,” tambah Yusuf.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Wonosobo, Endang Lisdiyaningsih mengungkapkan, melalui simposium ini, diharapkan terjalin sinergi antar sektor dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan, menggali isu-isu terkait kualitas dan kuantitas air, serta pengelolaan sampah yang lebih baik.

“Kegiatan ini merupakan salah satu gong nya peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia tahun 2024, dengan tema ‘Konservasi tanah dan air, serta pengelolaan sampah sebagai upaya pemulihan lingkungan hidup’ diikuti peserta berbagai OPD terkait, kepala desa, BUMD, dan komunitas,” jelas Endang.

BACA JUGA:BREAKING NEWS! Kebakaran Dieng Malam Ini Hanguskan Lahan Hutan di Dekat PT Geo Dipa Energi

Dengan adanya simposium ini, Wonosobo diharapkan mampu menghasilkan rumusan arah kebijakan yang terarah dan terukur untuk pelestarian lingkungan hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres