DBHCHT Fasilitasi Pelaku Usaha dan Perajin Kembangkan Produksi Rokok di Wonosobo

DBHCHT Fasilitasi Pelaku Usaha dan Perajin Kembangkan Produksi Rokok di Wonosobo

PELATIHAN. Disnakerintrans berkolaborasi dengan Bea Cukai menggunakan anggaran DBHCHT menggelar pelatihan teknis pelintingan di Wonosobo-Agus Supriyadi-Magelang Ekspres

BACA JUGA:Dispaperkan Wonosobo Minta Hasil Produksi Tembakau Tak Hanya untuk Pabrikan Rokok

Disampaikan Prayit, Pelatihan yang diberikan tidak hanya sekedar pelatihan teknis pelintingan tembakau saja. Melainkan juga bagaimana cara melakukan branding kretek asli Wonosobo ini agar memiliki nilai tambah dan mampu bersaing dipasaran.

"Harapannya, para pengrajin dan pelaku dapat bisa terus berkembang dan lebih mandiri," katanya.

Sebab pemerintah ingin produk hasil tembakau di Wonosobo bisa terus eksis dipasaran. Sehingga peningkatan keterampilan dari sector Sumber Daya Manusia (SDM) perlu terus dilakukan.

"Sehingga selalu muncul inovasi dan bisa terus meningkatkan serapan tenaga kerja dari  sektor ini," ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo mengakui di Dua Kecamatan, yakni Kertek dan Kalikajar memang menjadi salah satu kawasan pertanian penghasil tembakau. Namun selama ini, produk tembakau masih sering dijual ke pabrik besar diluar daerah.

BACA JUGA:Dinsos PMD Wonosobo Gelontorkan 3.100 BLT untuk Buruh Tani Tembakau

"Dengan munculnya usaha baru bagi warga di Desa Reco, dan Desa Mangunrejo ini tentu akan bagus bagi keberlangsungan petani kita. Juga mampu berpeluang membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar," jelasnya saat dikonfirmasi.

Menurut sekda, tembakau akan bernilai lebih jika diolah dengan sebuah keterampilan yang mumpuni. Salah satu nilai tambahnya yaitu dibuat rokok dengan branding lokal yang khas.

"Dengan kehadiran perusahaan rokok ini akan sangat membantu kiprah dari para petani tembakau lokal di Wonosobo. Sehingga mampu menjadi daya ungkit ekonomi di masyarakat semakin luas," tandasnya.

Pada Kesempatan yang sama, Nur Mustaqim selaku pemilik dari PT Nur Agung Reborn mengatakan bahwa pihaknya masih banyak membutuhkan dorongan dari Pemerintah dalam mengembangkan usaha dan perannya terhadap keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

"Sejauh ini kami masih berusaha meningkatkan nilai tambah dalam mengolah hasil petani tembakau dari bahan baku menjadi produk dengan nilai jual yang tinggi. Dengan jalinan kerja sama melalui pelatihan ini, harapannya ini dapat memberikan manfaat keterampilan bagi para karyawan serta memberi efek baik bagi masyarakat sekitar," ujarnya. (adv/gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres