Ada Wahana Pasar Malam di Alun-alun Magelang, Ketua DPRD Sindir EO Kebanyakan Cari Profit

Ada Wahana Pasar Malam di Alun-alun Magelang, Ketua DPRD Sindir EO Kebanyakan Cari Profit

Bianglala dan wahana permainan khas pasar malam lainnya tampak di sudut utara Alun-alun Magelang di tengah event Pasar Raya Magelang, 31 Juli-4 Agustus 2024.-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Magelang, Budi Prayitno berpendapat bahwa pihak penyelenggara Pasar Raya Magelang, terutama EO, telah mencoreng citra Alun-alun Magelang sebagai ruang publik selama ini. Terlebih lagi, di area yang memakan sepertiga lebih kini difungsikan untuk memajang wahana permainan khas pasar malam.

“Namanya saja Pasar Raya Magelang tapi mohon maaf itu tidak modern dan justru membuat citra Alun-alun Magelang turun kelas," ujar Budi Prayitno, Kamis, 1 Agustus 2024.

Menurutnya, konsep Pasar Raya Magelang semestinya bisa dibuat dengan lebih modern dan elegan. Namun, adanya wahana permainan ekstrem khas pasar malam, membuat citra Alun-alun Magelang tak berbeda dengan lapangan-lapangan sekelas kecamatan.

“Tujuan dari Pasar Raya Magelang itu untuk mengangkat produk lokal, terutama UMKM di Kota Magelang. Melihat pemandangan sekarang terus terang saya miris, karena hampir sepertiga dari kawasan Alun-alun dijual untuk wahana permainan dan stand-stand berbayar lainnya," tandasnya.

BACA JUGA:DPRD Kota Magelang Beri Catatan Pemkot Magelang Jelang Pembahasan KUA-PPAS

Kebijakan EO Pasar Raya Magelang, lanjut dia, keluar dari semangat pemanfaatan Alun-alun sebagai ruang publik. Seharusnya, Pemkot Magelang bisa memikirkan dampak daripada keuntungan dengan membuka stand-stand yang sebenarnya tidak ada korelasi dengan Pasar Raya Magelang.

“Stand UMKM kita jadi berkurang dengan adanya stand berbayar. Yang paling parah adalah wahana permainan pasar malam itu. Padahal aturannya Alun-alun tidak boleh dijadikan tempat mencari profit," ucap Udi, sapaan akrab Budi Prayitno.


Bianglala setinggi sekitar 7 meter berdiri di Alun-alun Kota Magelang-WIWID ARIF-MAGELANG EKSPRES

Sebenarnya, dia sangat setuju dengan konsep Pasar Raya Magelang, apabila kembali kepada tujuan awal, yakni mengangkat derajat UMKM lokal. Hanya saja, yang terjadi sekarang kesannya hanya untuk mencari keuntungan.

“Alun-alun sebagai space publik selayaknya dibuat sedemikian rupa untuk kegiatan-kegiatan masyarakat umum. Tanpa harus ada pasar malam pun, Alun-alun Magelang sudah ramai kok, dengan lengkapnya fasilitas yang tersedia di sana," tandasnya.

BACA JUGA:PAD Kota Magelang Turun Signifikan, DPRD Beri Catatan Rekomendasi

Asumsi Alun-alun yang turun kelas karena adanya Pasar Raya Magelang pun membuat DPRD Kota Magelang berencana memanggil dinas terkait. Udi yang juga Ketua DPC PDIP Kota Magelang itu berharap, organisasi perangkat daerah (OPD) bersikap objektif apabila hendak menggelar event-event yang disokong dana dari APBD.

“Pastikan yang mendapat keuntungan terbanyak itu adalah masyarakat, bukan EO, apalagi kelompok tertentu, sesuai dengan aturan penggunaan APBD," pungkasnya. (wid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: magelang ekspres