Mencicipi Legitnya Tiwul Pak Mura, Inovasi Kudapan Tradisional dari Borobudur
Tiwul Pak Mura, Inovasi Kudapan Tradisional dari Borobudur-HARYAS PRABAWANTI-MAGELANG EKSPRES
Pandemi Covid-19 membuat Mura dan keluarganya terdampak.
Mereka harus melakukan inovasi untuk punya usaha yang tetap bisa menghasilkan.
BACA JUGA:5 Ide Lomba Agustusan dari Makanan Khas Magelang
Ia dan istri memutar otak, hingga tercetus ide membuat tiwul dengan cara masak yang berbeda agar lebih menarik.
Tepung tiwul dikukus dengan cara dibentuk mengerucut tengahnya diberi kuah gula merah. Kuah itu bisa lumer ke bawah menyerupai lava.
Dalam menjalankan usahanya, Mura mengaku tidak pernah kesulitan mendapatkan bahan bakunya. Mura juga tidak merasa kesulitan saat memasak.
Sebab, hanya butuh waktu 10 menit, tepung berubah menjadi tiwul.
BACA JUGA:Sushi Kun Cabang Magelang Sudah Buka! Ini Cara Pesannya Biar Anti Kebingungan
"Yang bikin lumayan repot saat mengayak usai ditumbuk menjadi tepung. Karena harus telaten memisahkan tepung yang keras dan lembut. Yang keras dibuang, yang lembut dimasak," ujar Mura.
Bukan cuma bentuknya yang unik, untuk mengadopsi selera anak-anak kekinian, Mura juga menjual tiwulnya tak hanya dengan rasa gula jawa.
Tapi menambahkan varian dan topping seperti rasa coklat keju, cokelat atau keju saja. Kemudian, ada juga yang dicampur dengan pisang.
BACA JUGA:Asal-usul Kupat Tahu Magelang Hingga Eksistensi Dikalangan Presiden dan Artis Ternama!
Harganya cukup terjangkau. Tiwul rasa gula Jawa seharga Rp15.000, coklat keju Rp17.000, cokelat Rp15.000 dan keju Rp15.000. Sedangkan yang campur coklat keju pisang Rp20.000.
Meski demikian, menurut Mura, pembeli banyak yang suka dengan rasa original yakni rasa gula Jawa.
Sedangkan konsumen anak- anak lebih suka rasa coklat keju, coklat atau keju dan dicampur pisang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres