Dalil-dalil Tentang Wajibnya Tunduk dan Taat Kepada Pemimpin, Siapa Pun Dia

Dalil-dalil Tentang Wajibnya Tunduk dan Taat Kepada Pemimpin, Siapa Pun Dia

Dalil-dalil Tentang Wajibnya Tunduk dan Taat Kepada Pemimpin, Siapa Pun Dia--

MAGELANG EKSPRES-Allah Ta'ala memerintahkan hambanya untuk mentaati pemimpin (ulil amri) sebagaimana disebutkan dalam Al Quran dan As Sunnah. Siapa pun pemimpinnya, yang shaleh maupun yang durhaka, dalam keadaan lapang maupun keadaan sempit. Kita wajib tunduk dan taat kepadanya.

Kalau di negera kita pemimpin tertinggi adalah presiden. Dia merupakan imam kaum muslimin dalam penyelenggaraan hari raya, jamaah, jihad, dan sebagainya dari syiar-syiar kaum muslimin lainnya.

Allah Ta'ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ الآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan ulil amri dari kalian. Kemudian jika kalian berselisih pendapat terkait sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa [4]: 59)

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ، وَلَا طَاعَةَ

“Wajib bagi setiap muslim untuk mendengar dan taat terhadap perkara yang ia sukai ataupun yang ia benci, kecuali ia diperintahkan kepada maksiat, sekiranya ia diperintahkan kepada kemaksiatan maka tidak ada kata mendengar dan taat (pada perkara itu).” (Muttafaq alahi)

BACA JUGA:Dalil Larangan Mengucapkan Selamat Natal dalam Al Qur’an dan Hadis

Dan dalam hadist lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ يُطِعِ الْأَمِيرَ فَقَدْ أَطَاعَنِي، وَمَنْ يَعْصِ الْأَمِيرَ فَقَدْ عَصَانِي

“Barangsiapa yang taat kepada pemimpin maka dia telah mentaatiku, dan siapa yang bermaksiat kepada pemimpin maka dia telah bermaksiat kepadaku.” (Muttafaq alaihi)

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu ia berkata :

إِنَّ خَلِيلِي أَوْصَانِي أَنْ أَسْمَعَ وَأُطِيعَ، وَإِنْ كَانَ عَبْدًا مُجَدَّعَ الْأَطْرَافِ

“Sesungguhnya kekasihku shallallahu ‘alaihi wasallam telah berwasiat kepadaku untuk selalu mendengar dan taat (kepada pemimpin), walaupun ia adalah seorang budak yang terpotong anggota-anggota tubuhnya.” (HR. Muslim, no. 1837)

Dan sebagainya dari hadits-hadits yang berisi kewajiban untuk taat dan patuh kepada pemimpin yang telah disebutkan secara rapi oleh Al-Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya yang ia beri nama dengan kitab Al-Imaaroh.

Berkata Al-Imam Ahmad rahimahullah:

والسمع وَالطَّاعَة للأئمة وأمير الْمُؤمنِينَ الْبر والفاجر وَمن ولي الْخلَافَة وَاجْتمعَ النَّاس عَلَيْهِ وَرَضوا بِهِ وَمن علِيهم بِالسَّيْفِ حَتَّى صَار خَليفَة وَسمي أَمِير الْمُؤمنِينَ

“Mendengar dan taat kepada para imam dan amirul mukminin; baik dia adalah pemimpin yang baik ataupun orang yang durhaka, dan siapapun yang memegang kekhilafahan dan orang-orang berkumpul di atasnya serta ridha terhadapnya, dan siapa saja yang mendapatkan kekuasaan dengan pedang hingga ia menjadi khalifah dan dikatakan sebagai amirul mukminin.” (Ushul As-Sunnah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: