Mengenal Sagon, Kudapan Khas Magelang yang Cuma Ada di Bulan Ramadan

SAGON. Ummi Chabibah pembuat sagon dari Koripan Tegalrejo, Kabupaten Magelang yang hanya diproduksi saat Bulan Ramadan.-HARYAS PRABAWANTI-MAGELANG EKSPRES
TEGALREJO, MAGELANGEKSPRES.ID - Saat Ramadan, berbagai kudapan atau jajanan kering khas Magelang diburu masyarakat untuk disajikan ketika berbuka maupun untuk menjamu para tamu yang datang untuk bersilaturahmi.
Salah satu kudapan khas Magelang yang langka dan hanya mudah ditemui masyarakat saat Bulan Ramadan adalah Sagon.
Sagon adalah kudapan khas Magelang berbahan kelapa dan tepung ketan yang dipanggang menggunakan kayu bakar sehingga memiliki tekstur renyah dan kering dengan paduan rasa gurih dan manis.
BACA JUGA:Cara Membuat Potil Khas Magelang, Berbahan Sederhana dan Mudah Dibuat
Meski pembuatannya rumit dan membutuhkan waktu, hal itu tak menyurutkan niat Ummi Chabibah (57), warga Koripan RT 06 RW 05, Dawung, Tegalrejo, Kabupaten Magelang untuk terus melestarikan produksi sagon.
Kepada Magelang Ekspres, Ummi menceritakan, sesuai tradisi di masyarakat, ia hanya memproduksi sagon saat bulan Ramadan tiba.
“Mulai membuat sejak anak-anak masih kecil, kurang lebih sudah 25 tahun, dijualnya langsung ke pemesan yang berangganan setiap tahunnya,” kata Ummi, Senin 3 Maret 2025.
BACA JUGA:Camilan Potil Khas Magelang: Mengandung Nilai Budaya dalam Gigitan Renyah
Selama Ramadan, Ummi dibantu suaminya, Muhammad Romadlon (60) mampu memproduksi kurang lebih 3 kilogram sagon per hari.
“Dimasukkan ke dalam plastik lalu di kardus supaya tidak ‘remuk’, 1 kilogram harganya Rp 50,000, biasanya pembeli nanti mengemas lagi ke ukuran yang lebih kecil untuk dijual ke pasar atau konsumen,” jelasnya.
Menurut Ummi, untuk membuat 1 dus sagon, dirinya memerlukan 8 butir kelapa, 4 kilogram tepung beras dan 2 kilogram gula pasir asli.
BACA JUGA:Mengenal Kuliner Blendrang, Bubur Tulang yang Unik Khas Magelang, Simak Cara Membuatnya!
“Pembuatan sagon ini harus menggunakan bahan asli dan tidak bisa ‘diakali’ atau diganti bahan yang lebih murah, nanti rasanya beda,” imbuhnya.
Bahkan, untuk menjaga mutu dan kualitas produksinya, saat proses pemanggangan, Ummi juga masih menggunakan kayu bakar dan wajan gerabah agar aroma gurih kelapa sagon bisa lebih tercium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelang ekspres