Ratusan Penari Kota Magelang Meriahkan Pesta Rakyat Grebeg Gethuk 2024 di Alun-alun
Ratusan penari dari berbagai komunitas tari di Kota Magelang ikut serta memeriahkan puncak Hari Jadi Kota Magelang ke-1118 tahun di acara Grebeg Gethuk 2024 pada Minggu, (28/4).-Aulia Rifa-dokumen pribadi
MAGELANG, MAGELANGEKSPRES -- Ratusan penari dari berbagai komunitas tari di Kota Magelang ikut serta memeriahkan puncak Hari Jadi Kota Magelang ke-1118 tahun di acara Grebeg Gethuk 2024.
Pagelaran sendratari yang berjudul “Babad Mahardika” melibatkan 250 penari itu digelar di Alun-alun Kota Mgaelang pada Minggu, 28 April 2024.
Sutradara pagelaran sendratari Grebeg Gethuk 2024, Gepeng Nugroho menyebutkan, penari-penari yang terlibat berasal dari berbagai komunitas dan Sekolah Menengah Atas di Kota Magelang.
BACA JUGA:GAWAT! MNC Larang Nobar Timnas vs Uzbekistan, Melanggar Bisa Kena Sanksi Pidana dan Denda Rp1 Miliar
“Penari-penari yang memeriahkan acara Grebeg Gethuk tahun ini berasal dari Komunitas Sigrak Delimo, sanggar tari Adya Gunita, sanggar Kraton Kencono, sanggar Sapto Laras Budoyo, dan dari SMA 2, SMA 4, SMK 1 dan SMK 3 Kota Magelang,” sebut Gepeng.
Babad Mahardika yang dibawakan untuk menjabarkan sejarah Kota Magelang yang menggambarkan kemegahan tempo dulu era Kerajaan Mataram Kuno.
Gepeng menyebutkan, tarian yang dibawakan menceritakan asal mula ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Magelang pada masa Dyah Balitung Watukuro.
“Di masa itu, diceritakan dengan berbagai peradaban Kota Magelang sampai dengan merdeka (bebas) dari pajak. Itu yang dikisahkan dalam sejarah Hari Jadi Kota Magelang,” katanya.
BACA JUGA:Setelah Vakum 4 Tahun, Perayaan Grebeg Gethuk Kembali Digelar di Kota Magelang
Sebelumnya, pagelaran sendratari dibuka di Kampung Meteseh, Magelang Selatan. Tempat ditemukannya Prasasti Mantyasih yang menjadi cikal bakal dan menjadi bahan analisa sejarah Kota Magelang.
“Mengawali prosesi dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Magelang ke-1118 dari sini (Kampung Mantyasih) dan setelahnya dilakukan kirab menuju PDAM Kota Magelang,” katanya.
Kirab ini, katanya, akan diiring dengan penari yang digambarkan menjadi Pasukan Bregodo atau prajurit yang nantinya menuju PDAM Kota Magelang dengan prosesi ritual memecah gerabah dan menuju Alun-alun Kota Magelang untuk puncaknya.
“Kirab prajurit diikuti oleh pasukan Gunungan Polowijo dari 17 kelurahan yang ada di Kota Magelang,” katanya.
BACA JUGA:Kagum dengan KRAP III, Wali Kota Magelang Janji Bakal Sokong APBD Mulai Tahun Depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: magelangekspres