TEMANGGUNG, MAGELANGEKSPRES.DISWAY.ID - Kuburan di Tengah Kota, begitulah sebutan untuk kondisi Alun-Alun Temanggung saat ini.
Sejak direnovasi pada tahun 2018 lalu, kawasan yang selalu ramai tersebut, kini berubah menjadi lokasi yang sepi dan jarang dikunjungi oleh masyarakat.
Padahal, renovasi yang memakan anggaran hingga Rp 12 milyar yang bersumber dari APBD 2017 tersebut, ditujukan untuk mengurangi tingkat kemacetan. Sebab, dulu daerah tersebut merupakan kawasan ramai dan padat kendaraan.
BACA JUGA:Seniman Mancanegara, Jogja dan Temanggung Bakal Berkolaborasi di JIFest, Catat Tanggalnya!
Usai direnovasi, alih-alih menambah minat masyarakat untuk berkumpul dan bermain di Alun-Alun dengan berbagai pembaruannya, masyarakat justru menganggap bahwa Alun-Alun bukan lagi menjadi tempat yang seru untuk dikunjungi, serta dinilai tidak lagi berfungsi secara optimal.
Beberapa faktor yang menyebakan hal itu terjadi diantaranya adalah kebijakan pemindahan Pedagang Kaki Lima (PKL) di samping Pendopo Pengayoman.
Selain faktor tersebut, banyak juga masyarakat yang mengeluhkan soal tingginya Alun-Alun setelah direnovasi dan dianggap menarik jarak dengan masyarakat.
Hal itu lantas menjadi perbincangan di media sosial, terlebih setelah adanya video yang diunggah oleh akun Instagram @kejadiantemanggung pada 27 Juli 2023 lalu.
BACA JUGA:Ini 3 Target Rasulullah yang Dibaca Setiap Pagi, Bisa Buat Panduan!
Pada video yang berdurasi 120 detik tersebut, memperlihatkan salah seorang Lurah di wilayah Kecamatan Bulu, sedang menyampaikan aspirasinya kepada Bupati Temanggung, HM Al Khadziq pada acara 'Sapa Warga Bupati Temanggung'.
"Ini aspirasi dari mungkin seluruh masyarakat Kabupaten Temanggung yang kaitannya dengan Alun-alun. Menurut kami, Alun-Alun merupakan tempat bertemunya anak-anak, pedagang dan sebagainya. Saya melihat di Wonosobo, Purworejo, Blora, Purwodadi, Magelang, yang namanya Alun-Alun itu semuanya rame. Di Temanggung mohon maaf, sepi nyenyet koyo kuburan," ujar Pria dalam video yang diketahui bernama Muh Zaidun tersebut.
Ia menambahkan, Alun-Alun yang seharusnya merupakan tempat yang menyenangkan, justru hanya digunakan sebagai tempat pacaran muda-mudi, bahkan hingga melakukan tindakan mesum terutama di malam hari.
"Bukan untuk kegiatan yang bermanfaat. Konon menurut Pak Kyai jika suatu daerah ada maksiat, menurut Pak Kyai, termasuk pimpinannya kena dosanya Pak Bupati. Mohon izin kalau bisa tahun depan atau kapan, Alun-Alun dikembalikan seperti semula, karena Alun-Alun merupakan tempat pertemuan masyarakat bahkan lain daerah. Tidak seperti sekarang, Alun-Alun ora ono gunane sepi nyenyet kaya gitu," lanjutnya.
BACA JUGA:Transformasi TKL Ecopark Kota Magelang Juara IC Jateng 2023
Unggahan tersebut lantas menuai beragam komentar sejumlah nitizen, seperti yang ditulis oleh akun Instagram @nanapino***