MAGELANG, MAGELANGEKSPRES – Sekolah menjadi rumah kedua yang harus mampu memberikan kenyamanan bagi warga khususnya para siswa.
Untuk mendukung hal di atas, SMP Negeri 8 Magelang menggelar Desiminasi Budaya Positif di Sekolah, Jumat, 27 Oktober 2023. Kegiatan menghadirkan narasumber Tri Kusnandi SPd MPd dan Erlina Kartika Sari SKom.
Pak Andi begitu nama sapaan dari Tri Kusnandi, Kepala Sekolah SMPN 8 Magelang mengatakan bahwa Ki Hajar Dewantara mengibaratkan sekolah sebagai tanah tempat bercocok tanam dan guru adalah petaninya.
BACA JUGA:Siswa SMPN 8 Magelang Mengikuti Sosialisasi Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba
Agar benih-benih yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, seorang petani harus bisa menyiapkan tanah yang baik dan menjaga lingkungannya dari hal-hal yang dapat merusak tanaman.
Dalam hal ini, seorang guru harus mengusahakan sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik sehingga tercipta iklim pembelajaran yang positif di lingkungan sekolah.
"Dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif perlu dilakukan pembiasaan-pembiasaan yang dapat menggiring siswa pada pemenuhan keyakinan akan nilai-nilai kebajikan. Dari pembiasaan-pembiasaan tersebut maka akan tercipta budaya positif di sekolah. Nilai-nilai kebajikan yang saat ini ingin dicapai dalam kurikulum adalah karakter profil pelajar pancasila. Dengan membentuk budaya positif di sekolah diharapkan dapat membentuk karakter profil pancasila dalam diri siswa," papar Pak Andi dalam memberikan materi di hadapan seluruh guru dan karyawan.
Menurutnya, Budaya positif adalah pembiasaan yang bernilai positif. Di dalamnya mengandung sejumlah kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter positif murid.
BACA JUGA:Tari Soreng SMPN 8 Magelang Raih Juara 1 di PRM 2023
Kebiasaan yang sudah membudaya akan berjalan dengan sendirinya baik ketika dalam pengawasan ataupun tidak.
"Oleh karena itu perlu adanya motivasi intrinsik dalam diri setiap warga sekolah. Saat ini motivasi intrinsik tersebut belum sepenuhnya dimiliki oleh warga sekolah, mereka cenderung taat saat ada dalam pengawasan namun ketika tidak ada pengawasan," tambahnya.
Pada kesempatan berikutnya, Erlina Kartika Sari SKom sebagai pembicara berikutnya menambahkan, budaya positif belum sepenuhnya dilakukan, agar dapat menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri warga sekolah dapat dilakukan dengan membentuk keyakinan kelas atau sekolah.
Melalui keyakinan kelas atau sekolah, warga sekolah dapat lebih memahami dan menghayati nilai-nilai kebajikan yang mereka yakini.
Selain itu, untuk menumbuhkan motivasi intrinsik dapat juga dilakukan dengan melaksanakan segitiga restitusi.
BACA JUGA:SMPN 8 Magelang Memiliki Paspara Sebagai Paskibraka Sekolah